Jumat, Juni 12, 2009

Optimis Target Produksi Padi 2009 Tercapai


KUALA KAPUAS - Untuk mencapai target 300 ribu ton produksi pada tahun 2009. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kapuas, akan berupaya menekan semaksimal mungkin terhadap beberapa hal yang dapat mengancam keamanan produksi padi.

Salah satu kendala yang mengancam produktisi padi di Kapuas adalah serangan hama tikus. Menurut Kepala Bidang (Kabid) Produksi Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kapuas, Ir Iriani, pengendalian hama tersebut dilakukan dengan melakukan gopyokan dan pengendalian dengan menggunakan pestisida.

Selain hama tikus, ungkap Iriani, hama lain yang cukup berbahaya dan perlu di waspadai adalah serangan ulat grayak dan ulat penggerek batang serta wereng. “Untuk mengendalikan hama tersebut para petani yang tergabung dalam kelompok tani telah mengajukan berbagai bantuan obat-obatan serta peralatan untuk membasmi hama yang mengganggu tanaman tersebut,” ungkap Iriani kepada wartawan kemarin.

Dikatakannya, selama ini Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kapuas telah menyalurkan berbagi alat pengendali hama seperti hand spraiyer dan pestisida, seperti racun tikus dan insektisida untuk hama belalang dan wereng.

Dia berharap kepada para petani agar selalu proaktif melaporkan kepada mantri Tani, PPL dan pihak Dinas jika ditemukan gangguan hama pada tanaman padi. “Hal ini dimaksudkan agar dapat segera dilakukan pencegahan,” harap Iriani.

Dalam kesempatan itu, dia juga mengungkapkan, bahwa hingga Mei lalu pada masa taman Okmar, produksi padi di Kapuas baru mencapai 67.309 ton tetapi dibanding tahun 2008 55.336 ton, terjadi kenaikan 11.973 ton (21,6 %) . Luas panen hingga Mei mencapai 22.809 hektar , terjadi kenaikan 2,4 % dibanding tahun 2008 22.265 Ha. Masih rendahnya luas panen akibat terjadinya kebanjiran dibeberapa tempat sehingga terjadi pergeseran tanam. Dilihat dari produktifitas mencapai 2,95 ton atau naik 0,32 ton/ha (12,17 %).
“Target 300 ribu ton tahun 2009 optimis dicapai dan sisanya akan dibayar pada masa tanam Asep (April-September), apalagi dibeberapa kecamatan terjadi peningkatan luas tanam” jelasnya.

Dijelaskan Iriani, pada masa tanam tersebut animo masyarakat khususnya yang berada di kawasan pasang surut untuk menanam padi sangat tinggi. “Pada masa tanam Asep di daerah pasang surut sangat potensial untuk padi jenis lokal yang mempunyai umur 8 bulan,” ucapnya.

Disamping itu, tambah Iriani, areal tanam pada Asep cukup luas, sehingga memungkinkan untuk dapat memenuhi target yang telah ditargetkan atau minimal mendekati. “Kami optimis dengan target yang ditargetkan tersebut dapat tercapai dengan berbagai program yang dilaksanakan saat ini untuk menunjang target tersebut diantaranya bantuan benih unggul dan pupuk organik, tentu produktifitaspun akan terjadi peningkatan,” katanya