Sabtu, Juli 04, 2009

MEMANTAPKAN KAPUAS SEBAGAI LUMBUNG PADI


"Apapun gaya dan cara petani yang merupakan komunitas masyarakat terbesar Kapuas. Yang penting sektor Pertanian Kapuas kedepan bisa sejajar dengan wilayah lain yang sudah lebih maju. Tinggal bagaimana kita mendorong kearah lebih baik. "

Kuala Kapuas. Sejak era tahun 70-an, Kabupaten Kapuas sudah dikenal sebagai daerah penghasil beras Kalimantan Tengah. Pada era itu dikenal dengan beras Palingkau hingga Kalimantan Selatan. Namun di era sekarang beras Palingkau sudah tidak dikenal lagi. Bahkan di Kalimantan Tengah sendiri, walaupun Kapuas tetap merupakan penghasil beras terbesar di Kalimantan Tengah, mencapai 52 %. tahun 2008 produksinya mencapai 275.621 ton.

Dengan semangat yang menggebu ditambah dorongan dan komitmen Bupati Kapuas Ir. HM Mawardi, MM., membuat pertanian Kapuas begitu maju dan berjalan cepat, terbukti hamparan sawah sudah mulai menggeliat lagi hampir seluruh kecamatan sentra produksi padi seperti Kapuas Kuala, Kapuas Timur, Selat, Kapuas Hilir, Pulau Petak, Mantangai, Kapuas Barat dan Kapuas Murung terutama di daerah yang di kenal lahan gambut sejuta hektar. Tahun 2013 merupakan target Kabupaten Kapuas untuk mampu mencapai produksi 500.000 ton.


Kawasan PLG Lahan Gambut yang dulu ditinggal karena tadinya dianggap marginal, setelah ditemukannya berbagai tehnologi penurunan kadar air asam di lahan tersebut melalui teknologi sederhana mulai berkembang dengan cepat. Ini dilakukan dengan di tumbuhkannya Desa Pertanian Mekanisasi di Desa Petak Batuah Dadahup A2 Kecamatan Kapuas Murung dengan luas pertanaman 500 Ha lebih pertahun. Dan didukung kawasan Desa Bina Jaya (Dadahup A1), Desa Bentuk Jaya (Dadahup A5) dan Desa Harapan Baru (Dadahup A4) hingga mencapai kawasan 2.500 Ha lebih.

Berbagai upaya penelitian dan pengkajian terus dilakukan di kawasan PLG ini, seperti Pencarian varietas Spesifik Lokasi kerjasama IPB Bogor, Penelitian Sistem Tata Lahan dan air dengan Balitrawa Banjar Baru, Ujicoba Benih Hibrida dengan PT. SAS - Jakarta, Penumbuhan Desa Pertanian Mekanisasi dengan Balai Besar Mekanisasi Pertanian Deptan dan PT. Kubota Indonesia, Serta Pengkajian dan penelitian lain baik dengan BPTP Palangka raya, Universitas Palangkaraya.

Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian TPH Kapuas berupaya melakukan terobosan dalam upaya peningkatan produksi padi tersebut dan dengan berbagai strategi dilakukan. Bukan, semata memperluas areal tanam dengan memanfaatkan berbagai jenis lahan, tetapi juga mencoba meningkatkan teknologi pertanian untuk peningkatan produktifitas seperti melalui pengembangan varietas unggul baru, perbaikan sistem distribusi pupuk bersubsidi, Pemasyarakatan penggunaan pupuk organik, Pembinaan melalui reward (pemberian penghargaan) pada Kelompok Tani yang mampu berproduktifitas diatas 4,5 ton/ha, menetapkan 1 PP membina 1 Kelompok tani setiap tahun untuk berproduksi diatas 4 ton/ha, dukungan pupuk organik serta perbaikan sarana dan prasarana penunjang pertanian serta melakukan berbagai kajian dan pencarian tehnologi baru.

Melalui penambahan luas tanam juga dilakukan dengan mengkondisikan lahan kanan kiri jalan poros yang setiap tahun ditanam padi lokal melalui pertanian sistem sawit dupa ini maka petani bisa menanam padi varietas unggul berumur pendek (tiga bulan) seperti IR-42, IR-66 dengan padi varietas lokal seperti padi Siam Unus, atau padi varietas Karangdukuh yang berumur panjang (6 bulan).

Jadi kita lebih memfokuskan pada mengoptimalkan pemanfaatan lahan (1 kali menjadi 2 kali tanam) dan memanfaatkan lahan-lahan tidur untuk langkah perluasan tanam" ucap Kadis Pertanian TPH Ir. Afiadin Husni.

Kita segera akan melakukan inventarisasi dan pemetaan kembali luasan areal tanam dan potensi lahan, bukan hanya di lahan yang sudah digarap sekarang ini tetapi juga pada lahan-lahan yang selama ini dianggap marginal tetapi sebenarnya bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin mengejar produksi padi tersebut. Tinggal bagaimana kita menyikapinya dengan bijak.

Dari beberapa lokasi yang saat ini sudah melakukan pemanenan seperti Kecamatan Kapuas Kuala di Desa Cemara Labat dan Palampai, Kapuas Timur di Desa Anjir Serapat Timur dengan produktifitas rata-rata 9 - 12 blek/borong atau 3 - 4 ton/ha, varietas siam. Menambah optimisme akan keberhasilan pertanian Kapuas kedepan.