Sabtu, April 17, 2010

Yarnen Gabah salah satu upaya peningkatan produktifitas padi

Kuala Kapuas.  Kenaikan HET pupuk bersubsidi terhitung 9 April 2010 sesuai Permentan nomor 32/2010 berkisar 30 – 40 %, tentu sangat memberatkan petani karena berdampak terhadap kenaikan biaya produksi. Walaupun sebelum didahului Kebijakan Perberasan sesuai Inpres nomor 7 tahun 2009 dengan kenaikan HPP Gabah 20 % dan Beras 17,7 %. Sehingga kenaikan HPP pemerintah terhadap harga gabah dan beras sudah tidak signifikan terhadap upaya perbaikan tingkat kehidupan petani.
Dengan kenaikan harga pupuk bersubsidi, Dinas Pertanian TPH perlu melakukan sikap proaktif terutama akan mensosialisasikan mengenai kenaikan HET ini. Selain itu melalui Penyuluh akan menyusun perhitungan analisa usahatani sesuai spesifik lokasi dan tehnologi anjuran pemupukan berimbang yang diterapkan petani dilapangan. Diharapkan nanti akan memberikan solusi dalam penggunaan pupuk bersubsidi secara optimal serta upaya alternatif tehnologi penggunaan pupuk organik, sehingga produktifitas tetap bisa dipertahankan bahkan meningkat. 
Beberapa langkah strategis yang telah dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas cq. Dinas Pertanian TPH bekerjasama dengan CV. Talawang dalam melakukan pinjaman pupuk bayar panen (yarnen) yang mulai dilaksanakan tahun 2010 ini sangat tepat dalam membantu petani menghadapi keterbatasan permodalan terutama dalam pembelian pupuk. Ini tentu sangat membantu, sehingga optimisme Daerah untuk pencapaian target produksi padi tahun 2010 sebesar 350 rb ton dapat tercapai. selain itu juga mulai tahun 2009 hampir 10 unit APPO (Alat Pengolahan Pupuk Organik) disalurkan pada daerah sentra produksi. Tentu ini sangat membantu dalam penyediaan pupuk organik secara lokal oleh petani. Tinggal bagaimana upaya kedepan untuk pemenuhan bahan baku pengolahan pupuk organik melalui program integrasi dengan ternak.

Jumat, April 16, 2010

Bulog Divre Kapuas agar Komitmen Menyerap Beras hasil Produksi Petani Kapuas


Kuala Kapuas.  Kepala Perum Bulog Divre Kalteng Ir. Supriyatna, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kapuas Ir. Afiadin Husni, Kepala BPS Kapuas dan Kadivre Bulog Kapuas serta 15 Mitra Kerja Bulog pada hari Jumat (16/04/2010) bertempat di Kantor Perum Bulog Divre Kapuas, melakukan pertemuan dalam rangka membahas kesiapan Kapuas dalam penyediaan stock beras Kapuas tahun 2010.

Ir. Supriyatna mengatakan bahwa kondisi beras yang disetorkan mitra dolog tahun 2010 ini diakuinya kualitas cukup menurun dibanding tahun sebelumnya.  Penurunan kualitas ini tentu akan berdampak pada realisasi distribusi Bulog untuk penyediaan raskin wilayah Kapuas dari sisi mutu.  Diakui dengan kondisi kenaikan harga gabah yang cukup tinggi dibanding HPP yang ditetapkan sangat berpengaruh terhadap realisasi penyediaan beras oleh beberapa mitra. Tahun 2010 terjadi peningkatan LC (Loading Cost) dari penyediaan 5000 ton menjadi 8500 ton dan hingga 3 bulan ini,  direalisasikan sebanyak  1300 ton.  

Selain dikatakannya bahwa kedepan Perum Bulog ingin para mitra kerja dalam hubungan kerja tidak hanya bersifat transaksional tetapi dipersyaratkan harus memiliki penggilingan sendiri.  Sehingga permasalahan mutu dapat dilakukan pembinaan baik dari Dinas maupun Bulog sendiri dan mampu memberikan jaminan pasokan.

Senada disampaikan Kadis Pertanian TPH, Ir. Afiadin Husni, sebagai salah satu institusi Pemerintah Daerah dalam hal ini DinasPertanian secara teknis akan mendukung dalam pembinaan kualitas maupun kuantitas.   Permasalahan kualitas yang mungkin disebabkan saat panen atau pasca panen yang dilakukan petani masih rendah tentu akan menjadi perhatian serius, termasuk dalam hal ini proses pasca panen yang dilakukan oleh mitra bulog.  Sehingga komitmen terhadap kualitas penyediaan dapat terpenuhi.

Dikatakannya juga, Kapuas merupakan lumbung berasnya Kalimantan Tengah tentu dalam hal kuantitas penyediaan akan dapat dicapai.  Dan menghendaki agar Bulog dapat komitmen terhadap penyerapan beras dengan prioritas adalah gabah yang diproduksi di daerah ini.  Bahkan kalau dimungkin perlu penambahan LC untuk Bulog Kapuas, tegasnya.  Diakuinya bahwa kualitas gabah yang dihasilkan petani dari produksi MT. Okmar 2009/2010 ini secara kualitas mengalami penurunan akibat tingginya curah hujan, baik pada saat panen maupun pasca panen, dilain pihak Mitra Bulog masih mengandalkan pengeringan melalui penjemuran, imbuhnya.