Kamis, Januari 28, 2010

Dana PUAP Mengatasi Masalah Permodalan Petani


KUALA KAPUAS - Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distantura) Kabupaten Kapuas Ir Afiadin Husni, meminta kepada seluruh gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang telah menerima dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kabupaten Kapuas untuk dapat memanfaatkan secara benar .

“Saya meminta dana ini betul-betul dimanfaatkan dan disalurkan kepada anggota yang benar-benar membutuhkan,” kata Afiadin Husni saat pembukaan apresiasi Gapoktan PUAB Kabupaten Kapuas, kemarin pagi. Dana yang dialokasikan untuk masing-masing gapoktan sebesar Rp 100 juta.

  Menurut Afiadin, dana tersebut nantinya dapat dimanfaatkan sebagai modal bersama yang perlu dijaga dan dan dikembangkan dengan baik. “Hal ini agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dan sebagai sumber pembiayaan/permodalan yang mudah dan murah untuk diakses oleh para petani,” ucapnya.

  Dia menegaskan, pengajuan Rencana Usaha Bersama (RUB) harus disetujui oleh anggota kelompok tani dan diketahui PPL Pendamping dan pemanfaatannya berdasarkan skala prioritas. “Penggunaan dana ini jangan sampai ada kebocoran. Pembelian alat pertanian harus benar-benar sesuai dengan harga yang ada,” tegasnya.

  Pada kesempatan itu, Afiadin juga mengungkapkan, di Kalimantan Tengah, Kabupaten Kapuas merupakan lumbung padi.  Namun secara nasional, produktifitas padi di Kapuas masih rendah yakni di bawah tiga ton per hektar. “Secara nasional produktifitas padi Kalimantan Tengah tersebut merupakan raport merah. Karena Kapuas merupakan penyuplai terbesar berkisar 52 % tentu Kapuas sangat mempunyai peran dan berkepentingan besar untuk mampu meningkatkannya.  Peran kita semua, baik Petani, Kelompok Tani, gapoktan dan terutama juga PPL dilapangan disamping seluruh aparat Pertanian di kabupaten ini termasuk dalam hal ini dukungan Balai Penelitian dan Balai Pengkajian Pertanian yang ada.  Kalau semua mau dan punya tekad yang sama tentu produktifitas  tersebut mampu kita wujudkan” ungkapnya.

  Pada 2010 pihaknya bertekad untuk meningkatkan hasil produksi tersebut. “Untuk sawah setidaknya produksi yang harus dicapai sebesar 3,5 ton dan untuk ladang minimal 2,5 ton. Setidaknya minimal produksi padi di kabupaten Kapuas sebesar 3,2 ton per hektar,” ucapnya.  Peningkatan ini harus dibarengi dengan usaha, terutama kita berupaya melalui perbaikan mutu benih, dukungan pupuk, kelancaran distribusi pupuk dan perbaikan tehnologi.

  Lebih lanjut dia mengatakan, kedepan Kabupaten Kapuas bertekad ingin  melakukan revolusi peranian dengan mekanisasi, yaitu merubah pertanian tradisional ke pertanian modern. “Kita harus berani melakukan perubahan itu, kalau tidak berani kapan kita bisa,” ucapnya. Dia menargetkan pada 2013 setidaknya pertanian di Kabupaten Kapuas 20 persen sudah menggunakan mekanisasi pertanian. “Untuk itu, kami juga sudah melakukan kerjasama dengan balai mekanisasi di Bogor, dan juga dalam 3 tahun ini melakukan pembenahan baik lahan maupun infra struktur yang mendukung sehingga revolusi sudah bisa kita lakukan tahun 2013” tandasnya.

Memang untuk merubah pradigma pertanian tidak semudah mumbalikan tangan.  Perlu perencanaan yang matang dan terarah, yang penting kita harus konsisten melaksanakannya.  Afiadin juga mengkhawatirkan, bahwa petani saat ini merupakan generasi terakhir, karena kader muda petani beralih mencari pekerjaan diluar sektor pertanian misalnya jadi pegawai, bekerja di industri dan lain-lain.  Karena mereka menganggap bertani tidak akan merubah kehidupan yang ebih baik.  Untuk itu kita harus mampu memberikan solusi kearah pertanian modern yang selain membuka sumber pendapatan baru di pedesaan juga dengan pertanian mampu meningkatkan pendapatan dan kehidupan yang baik, tegasnya.

  Sebelumnya, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalteng Dr Ir I Gusti Putu Wigena MSi berharap alokasi dana PUAP untuk masing-masing gapoktan dapat berjalan dengan baik dan bisa mengembangkan modal. “Jika itu dapat dikembangkan, maka gapoktan akan berubah menjadi lembaga keuangan argobisnis perdesaan,” harapnya.

Kegiatan tersebut diikuti oleh penyuluh pendamping, dan pengurus gapoktan PUAP tahun anggaran 2009, tim teknis PUAP, penyelia mitra tani (PMT) serta TOT PUAB.