Jumat, Maret 26, 2010

Penanganan Pertanian harus tuntas dari sektor Hulu hingga Hilir

Kuala Kapuas.  Dalam paparan Pembukaan Rapat Kerja Revitalisasi dan Sikronisasi Program KAPET DAS KAKAB untuk Percepatan Pembangunan Di Kalimantan Tengah, Kamis (25/03/2010) bertempat di Hotel Aquarius Palangkaraya.  Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kerja keras Pemerintah Daerah Kapuas mampu meningkatkan produksi Padi di Kalimantan Tengah, dan sekaligus penyumbang terbesar produksi padi yaitu 54,97 % yaitu sebesar 318.136 ton GKG.  Ini menjadikan Kapuas sebagai lumbung pangan terbesar Kalteng dan sekaligus penyangga pangan.

Produksi ini tentu harus ditingkatkan lagi di tahun mendatang, sehingga Kapuas yang menjadi daerah memiliki potensi padi harus tetap dipertahankan, bahkan lebih dikembangkan penangannya dari hulu sampai hilir.  Hingga tuntas dan mampu menjadikan komoditas padi menjadi unggulan daerah dan mampu memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan daerah.

Sebagaimana tujuan Raker secara umum untuk meningkatkan peran dan fungsi Badan Pengelola Kapet DAS Kakab di Daerah melalui kegiatan perumusan berbagai strategi dan kebijakan pembangunan melalui perumusan RPJMD 2011 - 2015 maupun PPJPD 2005 - 2015 serta RKA sebagai acuan DAS Kakab.  Maka hasil yang ingin dicapai dalam Raker ini untuk menyamakan presepsi tentang pembangunan DAS Kakab di Kalimantan Tengah, ucap Teras.

Teras juga meminta, untuk pembangunan DAS Kakab kedepan agar benar-benar memperhatikan potensi yang ada diwilayah program dan penangannya dilakukan secara tuntas dan berkesinambungan.  Jangan kita latah atau bersaing antar Kabupaten dengan program yang sama, dicontohkan  Kapuas sebagai sentra padi, agar dikembangkan untuk mendukung  ketersediaan dan penyuplai beras daerah lain yang kekurangan.  Saat ini kita ingin menuju swasembada daging, sementara kita punya wilayah pengembangan kerbau rawa di Barito Selatan, maka kita harus mampu berpikir kerbau rawa sebagai pensuplay kekurangan daging.  Dikatakannya juga seperti Kabupaten Pulang Pisau dengan ikan patin, coba lebih dimantapkan.  Sehingga lanjutnya, masing-masing daerah punya keunggulan dan saling berkoloborasi mengisi kekurangan diwilayah masing-masing, selanjut terjadi perdagangan antar Kabupaten.

Sementara dalam rumusan Kelompok Strategi dan Kebijakan DAS Kakab kedepan, yang diketuai Ir. Afiadin Husni Kadistan TPH Kapuas, beberapa hal yang perlu digaris bawahi untuk kedepan.  Perlu penetapan komoditas unggulan pangan dan energi di daerah DAS Kakab berdasarkan keunggulan daerah baik komperatif maupun kompetitif, menciptakan dan mengembangkan daerah pusat pertumbuhan dengan menetapkan satu kawasan andalan di Kalimantan Tengah.  Selain itu dikatakannya perlu komitmen dan sinergitas pelaksanaan program dari Propinsi dan Kabupaten, sehingga percepatan pertumbuhan pembangunan dapat dilakukan sesuai target yang ditetapkan.

Terkait dengan Kapuas sebagai lumbung padi terbesar Kalimantan Tengah, Kadistantura Kapuas Ir. Afiadin Husni mengatakan optimisme kedepan bahwa padi adalah komoditas yang akan memiliki nilai strategis dan punya prospek besar kedepan.  Pembangunan pertanian tidak akan berhasil tanpa dilakukan secara terkoordinasi dengan sektor lain yang terkait.  Sebagai urat nadi pembangunan infra struktur seperti jalan, jembatan dan pengairan merupakan prioritas yang pembangunannya benar-benar terfokus untuk mengakses daerah sentra pertanian, tentu dengan kelancarannya akan memudahkan dari segi perekonomian di daerah tersebut.  Misalnya pemasaran hasil, akses distribusi saprodi, ungkapnya.  

Tak hanya itu, peran instansi terkait lain juga perlu untuk pemasaran, penanganan mutu, promosi selain peran serta turut membangun sesuai tupoksi seperti peningkatan kualitas SDM, kesehatan masyarakat dan juga peningkatan keterampilan.  Karena dia yakin dampaknya bukan hanya nantinya dibidang pertanian tentu akan mengarah juga kebidang jasa, imbuh Afiadin.

Rabu, Maret 17, 2010

Wakil Gubernur dan Bupati Kapuas Panen Padi di Desa Terusan Karya


KUALA KAPUAS - Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, H Ahmad Diran,  Bupati Kapuas Ir. HM Mawardi, MM didampingi Kadis Pertanian TPH Kapuas, Camat Selat dan Kades Terusan Karya, Rabu (17/03/2010) melakukan panen padi di Desa Terusan Karya Kecamatan Selat pada hamparan luasan padi 150 Ha.

Dalam sambutannya Wagub mengatakan, bahwa 55,57 persen produksi padi Kalimantan Tengah dihasilkan dari Kabupaten Kapuas. Selebihnya, dihasilkan dari kabupaten lainnya, seperti Kabupaten Katingan, Pulang Pisau dan Lamandau.

“Ini tentunya luar biasa. Kalau Bupati Kapuas H M Mawardi mempunyai program 500 ribu ton tahun 2013, Insya Allah saya rasa bisa tercapai,” kata H Ahmad Diran.  

Karena itu, katanya, Kabupaten Kapuas sebagai daerah swadaya pangan dan over produk kiranya dapat terus meningkatkan apa yang telah dihasilkan. “Ini suatu prestasi luar biasa buat Kapuas dan Kalimantan Tengah, terus tingkatkan,” katanya.


Kepada Dinas Pekerjaan Umum, wagub menginginkan agar terus melaksanakan pemeliharaan parit. Dia juga mengatakan bahwa pada tahun anggaran 2010, di Desa Terusan Karya akan dilaksanakan rehabilitasi saluran primer sepanjang 3,5 kilo. “Tugas Dinas PU melakukan pemeliharaan parit agar terus dilaksanakan,” pintanya.

Kepada para siswa sekolah kejuruan pertanian yang saat itu hadir dalam acara panen, Wagub Kalteng ini menginginkan agar mereka tidak merasa malu jika bersekolah di SMA kejuruan pertanian.

“Jangan malu kalau sekolah di kejuruan pertanian, karena saya ini juga dulu sekolahnya di pertanian. Bahkan ada program dari pemerintah bahwa sekolah SMA akan dikurangi menjadi sekolah kejuruan. Misalnya 60 persen untuk sekolah kejuruan, sedangkan SMA hanya 40 persen saja,” kata Diran sapaan akrab wagub.

Bupati Kapuas H M Mawardi dalam sambutannya mengatakan, melalui Visi Misi Kabupaten Kapuas yang dititik beratkan pada sektor pertanian telah dilaksanakan program peningkatan produksi padi sebesar 50.000 ton GKG per tahun.

Memperhatikan realisasi yang sudah dicapai, pihaknya harus optimis terhadap keberhasilan yang akan diraih melalui langkah dan strategi yang akan dilakukan yang mana angka sementara menunjukkan, bahwa produksi tahun 2009 yang ditargetkan sebesar 300.000 ton GKG dapat terealisasi 318.176 ton GKG atau 106,06 %.

Secara khusus, lanjut Mawardi, untuk Desa Terusan Makmur, Terusan Karya, Terusan Mulya yang saling berbatasan dan saling bertetangga ini tentunya memiliki hamparan lahan   persawahan eksist mencapai 3.100 Ha, diantaranya lebih 300 Ha sudah 2 x tanam sepanjang tahun.  Ini merupakan potensi Sumber Daya Lahan yang memiliki peluang untuk dikembangkan sehingga dapat memberikan manfaat untuk peningkatan kesejahteraan khususnya bagi warga masyarakat diwilayah desa ini dan sekitarnya. 

Dengan potensi sumber daya lahan yang tersedia tersebut, Mawardi mengharapkan agar dapat lebih banyak lagi yang di perbuat khususnya pengembangan di sektor pertanian. Tahun 2010, katanya, telah dialokasikan dana APBD Kabupaten Kapuas mendukung pelaksanaan program kegiatan pertanian melalui pemberdayaan kelompok tani . “Disamping itu kita juga mendapat dukungan fasilitasi diantaranya benih dan pupuk dari APBD Propinsi dan APBN,” ungkap H M Mawardi.

Sementara itu, berdasarkan hasil ubinan yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kapuas menyebutkan, hasil panen di Desa Terusan Karya siang itu sebesar 3,75 ton perhektar. Hasil ini dikatakannya sudah peningkatan dibanding tahun sebelumnya, masih dibawah 3,5 ton/Ha   Dan memang diakui hasil belum maksimal, kita harap kedepan mampu mencapai diatas 4 ton/Ha.  Dibeberapa tempat pun telah terjadi peningkatan yang cukup menggembirakan, Sebagai contoh hasil ubinan swakarsa padi ladang varitas lokal yang dilaksanakan di Desa Palingkau Sejatera SP-3 Kecamatan Kapuas Murung produktivitas mencapai 3,2 ton GKG sebelumnya produktivitas padi ladang bekisar 1,9 ton GKG hingga 2,2 ton GKG. Sedangkan hasil ubinan swakarsa padi sawah Varietas Unggul Bermutu yang dikembangkan melalui beberapa program dengan polesan sebagian saprodi sebagai stimulan, ataupun penataan infrastruktur lahan secara sederhana telah dapat memberikan peningkatan hasil yang cukup berarti yaitu berkisar 4,6 ton GKG per ha. Dan untuk padi varietas potensi tinggi yaitu Padi Hibrida yang telah kita coba mengembangkan di wilayah dadahup mampu memberikan hasil hingga 6,5 ton per ha. Saya sangat berterima kasih kepada seluruh masyarakat, petani, Kelompok tani, penyuluh, dan seluruh komponen terkait, atas dukungannya dan kontribusi yang telah diberikan terhadap pembangunan pertanian di Kabupaten Kapuas, ucap Mawardi. 

Untuk tahun 2010, kita lebih pacu lagi upaya peningkatan produktifitas melalui program kerjasama Perbankan dengan pemberian jaminan dari Pemerintah Daerah, yaitu pinjaman bayar panen untuk pupuk. Biasanya setiap pinjaman 1 sak (50 kg) dipinjamkan tengkulak dan pada akhir panen dikembalikan dengan 5 blek gabah, maka melalui Pemkab dikembalikan hanya 2,5 blek gabah.  TSP setiap pinjaman 1 (sak) dibayar cukup 3 blek gabah. Ini tentu kedepan mereka (red petani), bergairah  untuk meningkatkan produksi disamping terjaminnya pemasaran gabah.



 

Selasa, Maret 16, 2010

Kontes Tanaman Hias dan Merangkai Buah dan Sayur, Meriah


KUALA KAPUAS - Lomba Merangkai Buah dan Sayuran serta Kontes Tanaman Hias, yang diprakarsai Dinas Pertanian TPH Kapuas dan Tim Penggerak PKK Kabupaten Kapuas, diikuti oleh Tim Penggerak PKK Kecamatan, Organisasi Wanita serta Dharma Wanita Persatuan se Kabupaten Kapuas, Pencinta Tanaman Hias Kabupaten Kapuas.  Untuk Lomba Merangkai Buah dan Sayuran dimenangkan oleh  Dharma Wanita Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) untuk Kelompok Dharma Wanita Pertsatuan, sedangkan Kelompok Satuan Gerak PKK Kecamatan dan Organisasi Wanita dimenangkan oleh PKK Adhyaksa Dharma Karini  Kapuas.  Kegiatan ini merupakan rangkaian  dalam memeriahkan Hari Jadi Kota Kuala Kapuas ke 204 dan HUT Pemkab Kapuas ke 59 yang dilaksanakan di halaman Kantor PWI Perwakilan Kapuas, Senin (15/3) pagi. 

Pemenang dalam Lomba Merangkai buah dan sayuran, untuk kelompok Dharma Wanita Persatuan, sebagai juara I  Dha
rma Wanita Disdukcapil meraih angka 181. juara kedua Dharma Wanita Persatuan Dinas Pekerjaan Umum Kapuas dengan nilai 172. Juara ketiga diraih oleh Dharma Wanita Persatuan Departemen Agama Kapuas dengan nilai 171. Sedangkan Kelompok TP PKK Kecamatan dan Organisasi Wanita Kabupaten Kapuas sebagai Juara I tim PKK Adhyaksa Dharma Karini mendapatkan nilai 209, juara dua tim PKK Kelurahan Selat Dalam A dengan nilai 208. Dan juara ketiga diraih oleh tim PKK Kecamatan Kapuas Hilir A dengan memperoleh nilai 198. 

Ketua TP-PKK Kapuas, Hj Aliyah Mawardi berharap, kegiaatan kontes tanaman hias dan lomba merangkai buah dan sayur kiranya terus terjadi peningkatan, baik dari segi minat peserta lomba maupun kreatifitas penataan buah dan sayuran serta corak tanaman yang dilombakan. 

“Saya harapkan kegiatan ini semangkin meningkat. Dan Dalam setiap lomba pasti ada menang dan kalah, tapi yang terpenting adalah bagaimana meningkatnya jumlah pengemar tanaman hias di daerah ini dan lebih kreatif dalam penataan buah dan sayur,” harap Aliyah Mawardi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian TPH Kapuas, Ir Afiadin Husni dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini ditujukan dalam upaya meningkatkan minat masyarakat
dan kecintaannya pada tanaman hias, sehingga nantinya tanaman hias dapat berkembang dan menjadi usaha baru bagi masyarakat.  Dijelaskan juga, dengan makin tingginya minat dan mengetahui akan nilai terhadap tanaman hias, nantinya akan berdampak terbuka usaha lain seperti pembuatan pot, pembuatan media tanaman hias sepeti sekam bakar, serabut kelapa dll. 
Selain itu juga tujuan dari lomba merangkai bunga dan sayur adalah agar masyarakat dan ibu-ibu mengenal buah dan sayur serta manfaatnya.  Misalnya dari warna sayur hijau tua yang mengandung karoten, sangat bermanfaat bagi kesehatan terutama  membantu memperlambat penuaan dan mencegah resiko kanker.  Dan Buah-buah yang juga bermanfaat bagi kesehatan, seperti untuk mencegah katarak, serangan jantung dan stroke adalah buah yang memiliki warna kuning, sedang warna merah bermanfaat untuk mencegah kanker.
Sehingga harapan lomba adalah melain merangkai juga sekaligus pengenalan manfaat dan mendorong akan makan buah dan sayur.
Adapun tim juri berasal dari TP PKK Propinsi Kalteng, jurusan tata boga SMK Negeri II Palangkaraya, HKTI Provinsi Kalteng, dan Dinas Pertanian Provinsi Kalteng. Dengan Juri kita datangkan dari Propinsi Kalimantan Tengah, selain pengalaman yang dimilik, juga sebagai wahana pembinaan serta netralitas lomba.  “Kegiatan ini akan terus kita jadikan sebagai agenda kegiatan di daerah ini,” kata Afiadin Husni.

Jenis tanaman yang dilombakan adalah Aglonema dengan beberapa katagori, Euphorbia, Kaladium  dan jenis anggrek berbunga. “Peserta lomba adalah dari kalangan masyarakat pencinta tanaman hias di Kabupaten Kapuas yang jumlahnya sebanyak 157 pot.  Adapun Juara pertama kategori tanaman euphoria diraih oleh kusmiati, juara dua Tati, juara tiga Kusmiati. Kategori anggrek juara pertama diraih oleh Yun Triatmika, juara dua Kusmiati, juara tiga Kade. 

Kategori tanaman kaladium juara I diraih Irene, juara II Ivana, juara III Nadya. Kategori Sri Rejeki juara I diraih Irene, juara II Ahmad, juara III Ivana. Kategori Agloenema Merah Majemuk juara I diraih Junaidi, juara II diraih Adil, juara III diraih Amad. Sedangkan kategori tanaman hias Agloenema hijau majemuk juara I diraih Junaidi, juara II diraih Irene dan juara III diraih Junaidi.

Senin, Maret 15, 2010

Pola Yarnen sebagai solusi membantu petani dalam permodalan.

KUALA KAPUAS - Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas terus memberikan dorongan kepada para petani guna meningkatkan pendapatannya. Salah satunya melalui program memanfaatkan lahan tidur untuk tanaman produktif. 

“Kita terus memberikan dorongan bagaimana caranya memanfaatkan potensi alam yaitu tanah kita yang subur dan luas ini. Karena itu, dengan program pemanfaatan lahah tidur dengan tanaman produktif, yang tentunya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para petani,” kata Bupati Kapuas H M Mawardi saat melakukan safari Jum’at (12/3/2010) di Masjid Al Huda Palingkau Asri SP2 Kecamatan Kapuas Murung.

Kepada kelompok tani, Bupati juga menyarankan agar menyampaikan usulan bantuan pinjaman permodalan kepada Pemerintah Kabupaten Kapuas melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk penyediaan pupuk, bibit dan pengolahan tanah. “ Permodalannya berasal dari kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Kapuas dengan Bank Pembangunan Kalteng.  Ini berupa pinjaman dengan cara bayar panen, yaitu setiap pinjaman 1 sak pupuk urea (50 kg) maka pada saat panen petani membayar dengan 2,5 blek gabah, juga untuk olah tanah traktor, yang nantinya melalui UPJA yang ada di wilayahnya dihargai denga 30 blek gabah per hektar ” katanya. 

Dengan demikian, lanjut Mawardi, dimengharapkan dapat menggarap lahan-lahan tidur yang masih belum digunakan, supaya dapat menghasilkan padi. Apalagi saat sekarang harga padi/beras mengalami kenaikan mencapai Rp.1.000. ini suatu hal yang sangat mengguntungkan bagi petani, khusus yang ada di Kabupaten Kapuas.

“Kita juga patut bersyukur kepada Allah SWT bahwa daerah kita ini tiga kali berturut-turut produksi padinya meningkat dari 250.000 ton sekarang menjadi 300.000 ton,” katanya.

Menyinggung tentang kemajuan pembangunan infrastruktur jalan dari Kuala Kapuas hingga Dadahup yang di bangun Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah bersama Pemerintah Kabupaten Kapuas. Bupati mengatakan, bahwa jalan tersebut saat sekarang sudah dapat dirasakan dan dinikmati masyarakat, ini suatu bukti kemajuan pembangunan di Kalteng.

“Tujuan Pemerintah, kata Mawardi, tidak ada lain yaitu bagaimana daerahnya maju, bagaimana ekonominya maju supaya rakyatnya sejahtera dan bermartabat,” ungkap Mawardi.

Dalam kesempatan itu, Bupati HM Mawardi juga menyerahkan bantuan uang dari Wakil Gubernur Kalteng Ir H Achmad Diran sebesar Rp 5 juta dan dari Pemkab Kapuas sebesar Rp 7 juta untuk perbaikan Masjid Al Huda Palingkau Asri SP2, yang diterima pengurus Masjid Rumiyadi S Pd.

Pada Safari Jum’at tersebut, juga dilaksanakan Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dengan penceramah KH Muchtar Ruslan. Dihadiri Habib Ali, Habib Zien dan para ulama Kuala kapuas serta sejumlah kaum jemaah Masjid Al Huda Palingkau Asri SP2.

Rabu, Maret 10, 2010

Pemkab Kapuas menjembatani penyediaan beras untuk Raskin

KUALA KAPUAS - Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kapuas, melakukan kerjasama dengan Bulog Kapuas dalam hal penyediaan beras. Kontrak kerjasama tersebut pun dilaksanakan selama satu tahun yang dimulai pada 2010 ini.

 Menurut Kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kapuas, Ir Afiadin Husni, pada Selasa (9/3/2010), bahwa penyediaan beras tersebut selain berasal dari berasal dari Penggilingan Padi Talawang juga dari Kelompok Kelompok Usaha Bersama (KUB) binaan Dinas Pertanian. Dalam hal ini kita memberikan jaminan terhadap kontinyuitas dan ketersediaan beras oleh KUB. Untuk tahap pertama pihaknya telah mengirimkan sebanyak 30 ton beras dan telah sampai ke gudang Bulog untuk dilakukan pemeriksaan terhadap kualitas beras,. Selanjut satu minggu kemudian akan siapkan lagi sebanyak 60 ton.

“Untuk tahap pertama sudah kita kirimkan ke gudang Bulog 30 ton dengan label dari pabrik penggilingan beras Telawang milik Pemda Kapuas yang dikelola oleh Dinas Pertanian TPH Kapuas dan karung yang telah disiapkan oleh bulog 15 Kg. Satu minggunya lagi akan kita siapkan sebanyak 60 ton,” ujar Afiadin dihubungi via ponselnya, Selasa (9/3/2010).

Kerjasama yang dilakukan pihaknya dengan pihak swasta, adalah dalam rangka mendukung penyediaan beras untuk kabupaten Kapuas, dan untuk mendukung harga gabah agar tetap stabil di terima oleh petani.

Terkait dengan itu dia menyerap semua gabah yang dihasilkan petani atau kelompok tani dan membeli dengan harga yang sesuai atau  berlaku ditingkat petani.  Karena kita tidak ingin harga gabah ditingkat petani ditekan atau rendah terutama pada saat panen raya.  “Untuk itu, 500 ton pun kita siap dalam hal pengadaan beras ini, karena produksi padi pada saat ini  cukup tinggi,” kata Afiadin Husni.


Sementara itu, Kepala Gudang Bulog Kapuas, Muhammad Rum menyambut baik kerjasama ini, namun demikan beras yang diterima oleh mereka haruslah telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh bulog, seperti kadar air terhadap beras harus 14 persen, butir patah 20 persen, menir 2 persen, dan derajat susu 95 persen.

“Jika persyaratan ini tidak terpenuhi, maka pihaknya tidak dapat menerima beras tersebut. Karena persyaratan mutlak harus dipenuhi. Jadi kita tidak sembarangan terima beras, karena kita juga beli, karena itu kualitasnya harus benar-benar baik,” kata Muhammad Rum di Kantor Gudang Bulog Kapuas, Selasa (9/3/2010).

Dalam hal kemitraan ini, lanjut Muhammad Rum, pihaknya juga ketat melakukan pengawasan karena beras diterima oleh pihaknya untuk disalurkan kepada masyarakat. Jika beras yang disampaikan oleh mitra kerja belum memenuhi standar, maka pihaknya dengan tegas menyatakan belum dapat menerima beras tersebut, namun bulog tetap memberikan pembinaan dengan menyampaikan syarat-syarat apa saja yang mesti dipenuhi.

“Tetap kita bina kok dan kita sampaikan kekurangan-kekurangan apa saja yang mesti harus dipenuhi oleh mitra kerja kita. Misalnya kita sampaikan kalau beras yang dikirim juga karungnya harus diberi label dan juga karungnya harus dijahit dua kali,” jelas Muhhamad Rum seraya mengaku dapat menerima kualitas beras yang dikirim oleh Dinas Pertanian Kapuas hari itu.

Senin, Maret 08, 2010

Pemkab Kapuas dan Kodim kerjasama Manfaatkan Lahan Terlantar

KUALA KAPUAS - Dalam waktu dekat ini, Pemerintah Kabupaten Kapuas bekerjasama dengan Kodim 1011/Klk akan melakukan pembukaan lahan tidur di kawasan Dadahup, Kecamatan Kapuas Murung.

Pembukaan lahan yang dilaksanakan oleh Kodim dan Pemkab Kapuas melalui tim teknis Dinas Pertanian TPH Kapuas tersebut, dalam rangka mendukung pemanfaatan lahan tidur. “Jadi lahan-lahan yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat akan kita buka bersama,” kata Kepala Dinas Pertanian TPH Kapuas, Ir Afiadin Husni.

Sementara itu, Kasdim 1011/Klk, Mayor Cecep WM menerangkan, rencana program pembukaan lahan yang dilaksanakan Kodim 1011/Klk juga sesuai dengan program dari Korem tentang ketahanan pangan.

Berdasarkan itu, kata Cecep sapaan akrabnya, maka pihaknya melakukan koordinasi dengan SKPD terkait dalam hal ini adalah Dinas Pertanian TPH Kapuas yang mana selaku tim teknis dari pemerintah daerah kapuas . Dan hal ini pun, katanya, telah disampaikannya kepada Bupati Kapuas yang mana pihaknya juga mempunyai program yang bisa membangun wilayah atau daerah tertentu sebagai kawasan pangkal pangan.

“Sehingga apabila terjadi sesuatu, dalam kondisi apa pun kita masih bisa bertahan, karena kita memiliki kawasan pangkal pangan yang cukup” ujar Mayor Cecep saat melakukan peninjauan lahan tidur bersama Kadis Pertanian Kapuas Ir Afiadin Husni di Dadahup, Kecamatan Kapuas Murung, Senin (8/3/2010).

Apabila pemerintah daerah mengijinkan, kata Cecep, maka lahan-lahan tidur dikawasan Dadahup tersebut akan ditanami padi oleh pihaknya. Pada target pertama, rencananya penanaman akan dilakukan kurang lebih seluas 100 hektar. Pembukaan lahan tidur ini juga tentunya melibatkan masyarakat.

“Dalam penyiapan lahan dan lainnya tentunya masyarakat akan kita libatkan, karena tidak semata-mata lahan yang kita siapkan lalu nanti akan kita kuasai, tapi nanti akan kita limpahkan kepada masyarakat untuk kegiatan selanjutnya,” katanya.

Cecep berharap, agar masyarakat ada keterkaitan dengan pihaknya. Kemanunggalan TNI dengan rakyat tentunya sangat diharapkan oleh pihaknya, karena masyarakat adalah bagian dari pada TNI dalam rangka pertahanan keamanan.

“Tentunya apa yang kita berkiprah kepada masyarakat adalah sebagai contoh bahwa kita pun juga bisa berbuat untuk mereka, dengan cara mengajak bagaimana kita menciptakan ketahanan pangan diwilayah dalam bentuk kegiatan penanam padi ini,” ungkap Mayor Cecep disela-sela peninjaun lahan tidur.

Hasil Panen Padi Hibrida Belum Maksimal


KUALA KAPUAS - Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Ir Afiadin Husni, dan Kasdim 1011/Klk Mayor Cecep MW pada, Senin (8/3/2010) melakukan panen padi hibrida di Desa Bentuk Jaya, Dadahup A-5 Kecamatan Kapuas Murung.

Berdasarkan hasil ubinan, padi hibrida yang dipanen siang itu hasilnya mencapai 6,0 ton perhektar. Meskipun hasil panen uji coba padi hibrida tersebut mencapai rata-rata diatas 6 ton perhektar, namun pihak PT. SAS sepertinya masih belum puas dengan hasil panen tersebut.

Pasalnya, hasil panen itu dinilai oleh mereka masih rendah jika dibandingkan capaian hasil panen di daerahnya, yakni Lampung, yang rata-rata hasil panennya bisa mencapai 12 hingga 13 ton perhektarnya. “Kalau di daerah kami, hasil panen padi varietas hibrida ini bisa mencapai 12 hingga 13 ton perhektar,” kata Mashadi perwakilan dari PT. SAS dalam pertemuan bersama Kadis Pertanian TPH Kapuas.

Diungkapkannya, uji coba yang sama juga pernah mereka lakukan pada tahun 2009, dan hasil produktifitasnya baru mencapai 5,7 ton perhektar. Meski demikian, katanya, mereka akan terus mencoba hingga tercapai produktifitas yang diinginkan.

Hal ini pun tentunya mendapat dukungan dari Kepala Dinas Pertanian TPH Kapuas, Ir Afiadin Husni. Menurut Afiadin, ini namanya juga tekhnologi, perlu dikembangkan terus dan dicoba seraya mengkaji permasalahan-permasalahan yang ada serta mempelajari kondisi lahan setempat. “Namanya juga uji coba, kalau dianggap kurang berhasil bisa dicoba lagi,” kata Afiadin kepada PT SAS.

Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pertanian Kapuas ini juga menerangan bahwa uji coba penanaman padi hibrida tersebut hanya seluas 5 hektar dari seluas 116 hektar lahan di kawasan Desa Bentuk Jaya Dadahup A-5. Melihat hasil produktifitasnya yang cukup tinggi, maka pada tahun 2010 ini juga penanaman akan ditidaklanjuti lagi hingga 100 hektar.

“Penaman juga akan dilaksanakan 3 kali tanam, jika terdapat permasalahan tentunya akan kita coba tangani, seperti halnya masalah air. Oleh karena itu perlu penataan lahan, dan ini juga tentunya menjadi prioritas utama yang akan kita lakukan,” jelas Afiadin Husni.

Kamis, Maret 04, 2010

RUMUSAN RAPAT KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2010

Kuala Kapuas.  Hasil Rumusan Rapat Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kapuas, dibacakan oleh Jarwadi, SP pada penutupan Raker (04/03/2010) adalah sebagai berikut :

Rapat Kerja yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kapuas dengan agenda pertemuan, pertama review dan evaluasi capaian kinerja pembangunan pertanian tahun 2009, kedua perumusan dan penetapan langkah-langkah strategis pencapaian sasaran dan program kerja 2010. 

Agenda rapat kerja adalah merumuskan kesepakatan-kesepakatanyang dipandang penting dan mendesak dalam upaya meningkatkan percepatan peningkatan produksi padi, palawija dan hortikultura dan peningkatan kinerja para penyuluh lapangan, mantri tani, koordinator BPP dan BBU. 

  1. Bahan rumusan diekstrak dan diresume dari materi yang disampaikan oleh narasumber, stressing kebijakan pembangunan pertanian dan referensi lain yang relevan serta bahan masukan berupa pemikiran, pandangan, kritikan dan saran dari peserta pertemuan.
    Terdapat beberapa butir kesepakatan yang merupakan rumusan review, evaluasi dan langkah-langkah strategis pembangunan pertanian yang dihasilkan, sebagai berikut :
    1. Programa penyuluhan sebagai rencana kerja yang memuat data dan informasi tentang kegiatan penyuluh disusun dan ditulis untuk bahan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian tugas dan fungsi penyuluh. Penyusunan program masih relevan dan dipandang perlu untuk menjadi tugas setiap penyuluh pertanian. Untuk merealisasikan rencana tersebut menjadi implementasi agar disusun dan dibuat format laporan programa yang memenuhi kualitas, standar, norma dan kriteria sehingga dapat diaplikasikan untuk bahan penyusunan perencanaan dan evaluasi capaian kinerja pembangunan pertanian sampai pada tingkat paling rendah (POKTAN, WKPP).
  2. Saran dan himbauan Bupati Kapuas pada saat penyampaian sambutan rapat kerja, agar disikapi dan ditindaklanjuti dengan sungguh-sungguh Fokus program pertanian tanaman pangan 2010 sebagai berikut; (1) Evaluasi dan monitor pengembangan desa mekanisasi, (2) optimalisasi kelembagaan penyuluhan pertanian, (3) peningkatan pembinaan GAPOKTAN dan POKTAN, (4) kelancaran distribusi pupuk, (5) pengembangan desa organik, (6) pengembangan kiri-kanan jalan poros untuk tanaman pertanian (7) agribisnis perberasan, (8) perbaikan sistim pemasaran dan mutu pengolahan hasil pertanian. 
  3. Kelembagaan pertanian meliputi lembaga penyuluh (BPP), kelembagaan petani (POKTAN, GAPOKTAN dll), lembaga perbenihan (BBU), lembaga teknologi (ALSINTAN), dan kelembagaan-kelembagaan lainnya dipandang penting untuk segera ditingkatkan peran, fungsi dan statusnya dalam rangka peningkatan kinerja aparatur pemerintah, (Aparatur Dinas Pertanian TPH, PPL Pertanian, Mantri Tani dan Koordinator BPP dan BBU), dan pengamat OPT dan pelaku usahatani (petani, swasta dan masyarakat). 
  4. Peningkatan kapabilitas dan kinerja aparatur perlu ditunjang pendanaan operasional dan pembinaan penyuluh, dan untuk perencanaan mendatang yang perlu dilakukan adalah peningkatan kualitas aparatur (sdm penyuluh) melalui pendidikan dan pelatihan. Sumber pendanaan pembinaan dan pemberdayaan aparatur (PPL) diharapkan dari dana APBN Pusat dan APBD Kabupaten Kapuas. 
  5. Kebijakan pembangunan pertanian merupakan komitmen pemegang kebijakan yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis yang konsistensinya sangat tergantung dukungan sumberdaya manusia, lahan dan air, teknologi yang digunakan serta pendanaan. Kebijakan pembangunan pertanian memiliki peranan penting dan penentu keberhasilan dan capaian sasaran program pertanian. Untuk melaksanakan kebijakan pembangunan pertanian ke depan, harus memiliki dimensi luas, yaitu: (1) kebijakan pembangunan yang harus berkelanjutan, (2) berbasis pada kebutuhan masyarakat, (3) berorientasi pada peningkatan produksi, pasar dan nilai tambah/pendapatan petani, (4) dapat dikembangkan dengan potensi dan sumberdaya yang ada, (5) mendukung RPJM Kabupaten Kapuas 2008-2013, (6) konsisten terhadap RENSTRA Dinas Pertanian TPH Kabupaten Kapuas 2009-2013. 
  6. Pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan dalam upaya menyelamatkan kehilangan produksi tanaman pertanian. Langkah konkrit yang segera dilakukan adalah mengidentifikasi daerah-daerah yang rawan serangan hama/penyakit, menyusun jadual tanaman secara tepat musim, dan menganjurkan benih/bibit unggul yang tahan terhadap serangan hama/penyakit. Penggunaan alat teknologi maju harus memenuhi standar efektifitas, keunggulan dan ramah lingkungan. 
  7. Kebijakan agribisnis perberasan dikembangkan dengan konsep teknologi maju, dan keunggulan produk mulai penggunaan sarana prasarana, alat dan mesin pengolahan, kemasan dan labeling, didukung adanya terobosan mencari peluang pemasaran produk dan diversifikasi produk. 
  8. Pengembangan lahan pertanian melalui pola intensifikasi dan ekstensifikasi hendaknya memperhatikan pada daya dukung dan potensi sumberdaya petani, lahan dan air maupun teknologi yang digunakan. Produktivitas lahan eksis dan potensial agar ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian padi, palawija dan hortikultura maupun tingkat pendapatan petani. Terhadap lahan marginal, lahan terlantar/tidur yang berada pada kiri-kanan jalan transmigrasi, jalan kabupaten dan atau provinsi segera dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman pertanian. Pemanfaatan lahan pertanian maupun peningkatan produktivitas lahan untuk mengatasi alih fungsi lahan oleh antar sektor yang berpeluang mengancam susut/berkurangnya lahan pertanian saat ini maupun ke depan. Program ini diharapkan berkelanjutan dan terpadu penanganannya. 
  9. Program peningkatan produksi pertanian tanaman pangan dalam rangka pencapaian sasaran produksi padi 350.000 ton (2010) s.d 500.000 ton (2013), agar penggunaan agroinput maupun aplikasi teknologi harus tepat sasaran, dosis, tempat dan waktu, yang pelaksanaannya hendaknya melibatkan peran petani, penyuluh, mantri tani, koordinator BPP, dan semua pelaku usaha pertanian sehingga program tersebut betul-betul dilaksanakan secara terkoordinasi. 
  10. Program pengembangan tanaman hortikultura di dalam pelaksanaannya hendaknya dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan, dengan memperhatikan daya dukung potensi lahan, sumberdaya petani dan arahan kebijakan pembangunan pertanian berbasis pada pemanfaatan lahan-lahan tidur/terlantar terutama sisi kiri-kanan jalan poros/lintas maupun lahan-lahan eksis. Pemilihan komoditas unggulan hortikultura agar berorientasi pada peluang (segmentasi) pasar, konsumen dan permintaan (buyer). 
  11. Pengolahan produk pertanian terbatas hanya pada produk primer belum banyak dan mampu diolah menjadi produk sekunder (diversifikasi produk) yang berbasis unggulan pasar/daerah, dan peningkatan nilai tambah. Terbatasnya modal petani mengembangkan agroindustri rumah tangga (home industry) menyebabkan belum berhasilnya petani dan keluarganya memanfaatkan produk dan limbah pertanian sebagai bahan baku (raw material) sehingga diperlukan peran POKTAN, GAPOKTAN bermitra dengan Pengusaha Kecil/Menengah dalam menumbuhkembangkan home industry tersebut. Untuk itu peran penyuluh sangat menentukan tumbuh-kembangnya usaha tersebut melalui peningkatan ketrampilan pengolahan produk dan mencari peluang pasar sehingga terjadi peningkatan pendapatan petani, nilai tambah dan tersedianya bahan baku pabrik/industry. 
  12. Penyuluh pertanian sebagai mitra petani perlu ditingkatkan terhadap pendidikan, pengetahuan, ketrampilan dan potensi diri (capacity building) demikian pula terhadap, kinerja, tugas dan fungsinya dalam mengelola pembangunan pertanian, sehingga terhadap tujuan dan sasaran pembangunan pertanian dapat tercapai, berdaya saing, berkelanjutan dan sinergis. Pembinaan dan penempatan penyuluh pertanian hendaknya memperhatikan kebutuhan nyata di lapangan yang disesuaikan dengan kemampuan potensi diri, tingkat social-ekonomi, dukungan keluarga dan masyarakat, sehingga pelaksanaan tugas rutin maupun tugas lainnya dapat berjalan lancar. 
  13. Lahan-lahan potensial di wilayah kerja masing-masing penyuluh, BPP, dan Mantri Tani perlu diinventarisasi, identifikasi dan analisa kelayakan mengenai ketersediaan luas lahan yang layak, sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian. 
  14. Usulan perencanaan pembangunan pertanian harus menyertakan hasil analisa kebutuhan riil agroinput yang diharapkan sesuai data luasan lahan, jumlah petani, kesesuaian lahan, teknologi dan sumberdaya yang ada diwilayah binaan penyuluh, koordinator BPP, koordinator BBU dan Mantri Tani. Data tersebut merupakan hasil musyawarah, kajian riset dan ataupun literatur dan referensi ilmiah tentang standar kebutuhan pertanian, dan atau standar operating procedure (SOP). 
  15. Asset berupa data, barang/bahan dan sarana prasarana maupun bangunan gedung/balai pengadaan dari pemerintah dan atau donator yang ada di wilayah BPP, Penyuluh, Mantri Tani akan menjadi tanggungjawab masing-masing pengguna, pemakai, maupun peminjam terhadap pemeliharaan, perawatan, dan kehilangan. Aset tersebut akan dilaporkan secara rutin. 
  16. Data statistik pertanian dan data lain yang relevan dan dibutuhkan akan dilaporkan secara rutin ke Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura berdasarkan kondisi/fakta actual maupun realisasi riil tanpa direkayasa maupun dimanipulasi dan disampaikan sebagai bahan perencanaan pembangunan dan pedoman, referensi data. Metode pencarian data dan informasi pertanian akan menggunakan model PRA/RRA. 
  17. Sasaran peningkatan produksi padi tahun 2009-2013 sebesar 300.000 ton s.d 500.000 ton, akan ditempuh melalui upaya: (1) penyediaan agroinput dan agrchemical seperti benih, pupuk, dan alsin secara cukup/tepat (jumlah, kualitas, sasaran, tempat, waktu), (2) menerapkan adopsi teknologi pertanian pola SL-PTT dan pola SRI, (3) meningkatkan luas areal lahan melalui optimasi lahan, pengelolaan lahan dan air, (4) meningkatkan pengamanan produksi melalui proteksi tanaman dan pengendalian OPT serta penggantian varietas, 
  18. Penanganan tugas pelaksanaan dan pengawasan SL-PTT dilakukan di semua wilayah binaan pertanian oleh semua petugas lapang dengan berpedoman pada teknis (juknis) dan petunjuk pelaksanaan yang ada, serta melakukan koordinasi dengan pihak terkait sebagai penanggungjawab tugas. 
  19. Untuk pengenalan dan penerapan SL-PTT oleh petani maka perlu dilakukan sosialisasi program, uji coba percontohan untuk mengetahui tingkat produksi, dan kecocokan lahan serta tingkat resistensi terhadap serangan hama dan penyakit. Penggunaan benih padi unggul maupun hibrida harus bermutu dan berlabel dibuktikan dengan tingkat produktivitas tinggi melalui hasil uji coba di lapangan yang dilakukan oleh petani dan atau POKTAN/GAPOKTAN berkerjasama dengan pihak pengembang benih/bibit. Penggunaan dan rekomendasi pupuk harus sesuai rekomendasi dan analisa tanah. 
  20. Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) agar diusulkan perpanjangan kontrak kerja ke Departemen Pertanian berdasarkan rekomendasi Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas. Untuk mendukung program peningkatan produksi padi 500.000 ton tahun 2013, maka peran THL-TBPP masih sangat diperlukan, untuk itu perlu dipertimbangkan keberlanjutannya oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas melalui dana APBN maupun APBD Kabupaten Kapuas. 

    Demikian hasil rumusan kesepakatan ini, disusun dan dibuat sebagai bahan perencanaan, evaluasi kinerja dan upaya tindak lanjut (action plan) pembangunan pertanian di Kabupaten Kapuas. 

    Kuala Kapuas, 04 Maret 2010.

    TIM PERUMUS :

    1. Diansyah, SP, MT Kasubbag Perencanaan Distan Kapuas
    2. Kukuh Basuki, SP KJF Distan Kapuas
    3. Y a y a, SP Kasi Tanaman Hias dan Obat-obatan
    4. Dwi Priyatni, SP, MP Kasi Agribisnis dan Pemasaran
    5. Edi, SP Pengembangan Produksi Tanaman Pangan
    6. Jarwadi, SP Kasi Perbenihan Tanaman Pangan

Gabah dibeli diatas harga HPP


Kuala Kapuas.  Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kapuas Ir. Afiadin Husni, Kamis (04/03/2010) mentup Rapat Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kapuas yang dilaksanakan selama 3 hari sejak tanggal 2 – 4 Maret 2010 bertempat di Aula Bappeda Kapuas. Dalam sambutannya disampaikan agar Mantri Tani, Koordinator PPL dan PPL dilapangan lebih meningkatkan kinerja dilapangan dan berperan lebih aktif lagi  .  Terutama dalam setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh petani atau kelompoktani di lapangan. Agar dilakukan pembinaan lebih intensif dan dimonitor permasalahan yang mungkin dihadapinya (red petani). Dicontohkan pada saat ini, menghadapi panen agar dimonitor apakah ada masalah saat panen dan pascapanen seperti alat panen dan perontok.  Dan bagaimana pemasaran hasilnya ? Bagaimana harga dibanding daerah lain ?  

Disampaikan bahwa, Dinas Pertanian TPH bekerjasama dengan Penggilingan Padi Talawang didukung beberapa Kelompok Usaha Bersama (KUB), bertekad membantu masalah pemasaran dengan harga yang yang cukup tinggi yaitu Rp. 33 rb/kaleng GKP atau Rp. 2.750,-/kg (1 kaleng/ blek berkisar 12 kg) dan masih diatas HPP Rp. 2.640/kg.   Harga ini akan terus dipertahankan hingga puncak panen, sehingga petani akan mendapatkan nilai tukar yang menjanjikan.  Selanjutnya kedepan mereka(red petani) lebih bergairah untuk meningkatkan produksi  dan produktifitas serta meningkatkan penggunaan benih unggul bermutu.

Diingatkan kembali, bahwa target produksi padi tahun 2010 adalah 350.000 ton. Untuk mencapai ini tentu diperlukan kerja keras bersama Kabupaten hingga tingkat lapang (red WKPPL).  Pemerintah Daerah dalam ini tentu akan kosisten dan comit terhadap apresiasi yang dilakukan PPL  dan Kelompok Tani dilapangan.  Tahun 2010 ini untuk reward keberhasilan PPL dan Kelompok tani disediakan 50 unit Hand traktor dan 10 laptop.  Baik untuk peningkatan produktifitas yaitu diatas 4,5 ton/ha dan Pelaksana Geber MLT mendapat hadiah 1 hand traktor, dan PPL berhasil membina akan diberikan laptop.



Rabu, Maret 03, 2010

Program Pertanian lebih Fokus membangun Ekonomi Pedesaan


Kuala Kapuas. Bupati Kapuas Ir. HM Mawardi, MM meminta agar program pembangunan pertanian khususnya tanaman pangan dan hortikultura tahun 2010 lebih fokus dan lebih dipertanjam pada upaya percepatan peningkatan produksi pangan.  Bupati mengharapkan agar mengevaluasi kembali terhadap program kegiatan yang telah dilakukan tahun sebelumnya seperti penumbuhan Desa Pertanian Mekanisasi.  Diharapkan agar kerjasama dengan Balai Besar Mekanisasi Pertanian Serpong terus ditindaklanjuti.  Karena tahun  2013, harapan tinggal landas alih tehnologi kearah mekanisasi pertanian modern sudah dapat berjalan. Dalam 3 tahun ini (sampai 2012), agar tidak hanya terfokus terhadap penyediaan alat pengolahan tanah saja (seperti traktor dan hand traktor) tetapi secara menyeluruh kita pikirkan dari lahan, Infra struktur (jalan usaha tani, jembatan, tata air dll) hingga peralatan panen dan pasca panen, serta hal lain yang mendukung kegiatan mekanisasi itu sendiri.  Dicontohkannya hal yain yang perlu menjadi prioritas adalah bengkel alsinnya, SDMnya (UPJA, operator, tenaga mekanik dll) hingga nanti depo BBM.

Selanjutnya dukungan terhadap Gerakan Bersama Memanfaatkan Lahan Terlantar (Geber MLT) diporos Kanan Kiri ruas jalan Propinsi dan Kabupaten.  Yangmana tahun 2009 dirasakan pelaksanaannya belum optimal, maka 2010 lebih dioptimalkan lagi. Karena dia memintakan agar melalui pemanfaatan lahan terlantar jalan poros ini saya ingin tidak hanya padi dan hortikultura saja, tetapi saya ingin adanya sentra-sentra jagung dan kedelai yang dibangun melalui percontohan-percontohan.

Yang terpenting disampaikannya adalah memantapkan Industri Perberasan   Buapati mengatakan agar tahun ini produk beras kita tidak hanya jenis pera (karang dukuh) seperti merk Talawang yang sudah berjalan. Tetapi jenis lain juga mulai dikembangkan, sehingga hasil-hasil padi unggul yang berjenis rasa pulen (ciherang, IR. 64, Mekongga dll) dalam bentuk kemasan.   Selain itu Buapati ingin semua produk padi yang dihasilkan petani di Kapuas dapat diolah didaerah ini juga. Karena selain kita mendapat keuntungan ganda seperti sekam bisa dijadikan abu sekam dan pupuk, menir dapat dijadikan tepung, dedak untuk bahan baku makanan ternak dan sangat diperlukan. Disamping itu juga tentu menggerak sektor lain, seperti penyerapan tenaga kerja, penggilingan padi dapat operasional optimal, yang terpenting mampu menggerakan ekonomi masyarakat.

Selasa, Maret 02, 2010

Bupati Kapuas buka Raker Dinas Pertanian TPH Kapuas


Kuala Kapuas. Pada tanggal 2 - 4 Maret 2010 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kapuas menyelenggarakan Rapat Kerja untuk mengevaluasi Program Kegiatan Tahun 2009 dan Pelaksanaan Program/Kegiatan 2010. Rapat Kerja Dinas dibuka oleh Bupati Kapuas Ir. HM Mawardi, MM (Selasa, 02/03/2010) dan dihadiri oleh sekitar 176 orang peserta yang terdiri dari Mantri Tani, Kepala BPP, Kepala Balai Benih dan seluruh Penyuluh Pertanian lapangan Kapuas serta Perwakilan HKTI dan KTNA dari Kecamatan se Kabupaten Kapuas serta unit Teknis Dinas Pertanian Propinsi yang ada di Kabupaten Kapuas, serta stake holder dibidang pertanian seperti PT. Pupuk Kaltim, PT. Petrokimia, PT. Sang Hyang Sri dan PT. Pertani,

Selain itu juga dalam Rapat Kerja Dinas bertujuan untuk  menyepakati target dan sasaran pembangunan pertanian Tanaman Pangan dan Hortikulrura sesuai dengan Rencana Kerja Tahun 2010  yang telah ditetapkan, disamping juga dalam rangka percepatan pembangunan pertanian Tanaman pangan dan hortikultura terutama percepatan peningkatan produksi pangan.  


Dalam sambutan pengarahannya, Bupati Kapuas  memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh aparat pertanian karena berkat dedikasi yang tinggi, telah mampu dicapai sasaran-sasaran pembangunan pertanian tahun 2009, antara lain mengatakan
peningkatan produksi tahun 2009 telah berhasil mencapai target 300 ribu ton, dan terealisasi sebesar 306.238 ton (102,11 %).  Hingga mengalami Peningkatan produksi padi sebesar 28.989 ton (10.44%) dibanding 2008, serta peningkatan produktifitas sebesar 1,73 kw/ha (6,18 %).  Selanjutnya Bupati Kapuas meminta agar dengan keberhasilan ini jangan membuat cepat puas sehingga menjadi lengah. Karena kalau kita berkaca dengan keberhasilan, akan lupa pada masalah. Untuk itu, agar jajaran  pertanian, dapat mengevaluasi terhadap hambatan dan permasalahan yang dihadapi sehingga hambatan yang dialami dapat dikurangi.


Bupati Kapuas menjelaskan s
ejalan dengan Visi dan Misi Kabupaten Kapuas, agar Program yang disusun benar-benar mendukung pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Untuk beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk  Mengoptimalkan Fungsi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai pusat informasi pertanian dan home base PPL dalam upaya pemecahan masalah di wilayah kerjanya,   Meningkatkan kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan agar faham benar terhadap tugas dan fungsinya di lapangan. Saya tidak ingin ada mendengar KelompokTani/Petani yang tidak mengenal PPL, Programa penyuluhan benar-benar menjadi acuan kerja dan isinya merupakan program kegiatan yang akan dilaksanakan dalam mendukung skala prioritas yang dihadapi diwilayah kerjanya.

Selain itu juga ditegaskannya agar program/kegiatan lebih memberdayakan Gapoktan dan Kelompok tani, Karena ekonomi kerakyatan itu berkembang dari tingkat desa, dan desa didominasi petani. Maka dengan keberhasilan pertanian tentu akan mengangkat percepatan ekonomi pedesaan untuk mendorong sektor lain.  Selain itu diharpkannya Gapoktan atau Kelompok Tani, lebih dibina untuk dapat berperan sebagai Lembaga Ekonomi Perdesaan sehingga dapat mengembangkan Usaha Agribisnis Pedesaan sehingga mampu mendorong kepada peningkatan petani selanjutnya mensejahterakan petani.