Kuala Kapuas – Pemerintah Kabupaten Kapuas, Kalteng tertarik dengan pelaksanaan program pinjaman pupuk bersubsidi tanapa bunga yang dilaksanakan oleh Pemerintah Barito Kuala, sehingga perlu melakukan studi banding, demikian disampaikan Asisten Bidang Administrasi Umum Pemkab Kapuas Drs Johansyah MDA, yang diterima Asisten Bidang Administrasi Umum Pemkab Batola Drs HM Parhan, di Aula Bahalap Marabahan, kemarin.
Asisten Administrasi Umum Pemkab Kapuas, Drs Johansyah MDA juga mengatakan, tujuan studi banding yang mereka laksanakan ini dalam upaya untuk belajar tentang masalah pertanian, terutama bidang penyaluran pupuk yang selama ini menjadi masalah dasar petani dalam upaya menerapkan tehnologi.
“Selain itu juga, Kapuas dan Batola merupakan Kabupaten yang berbatasan tentu memiliki kesamaan yaitu lahan pasang surut sehingga kami ingin bertukar informasi tentang pertanian,” tuturnya.
Bupati Barito Kuala H Hasanuddin Murad melalui Asisten Bidang Administrasi Umum Batola Drs HM Parhan menyambut baik atas kehadiran rombongan untuk melakukan studi banding masalah pupuk bersubsidi tanpa bunga yang merupakan satu-satunya di Indonesia.
Menurut bupati, sesuai visi Pemkab Batola 2007-2012, yaitu terwujudnya Kabupaten Barito Kuala sebagai sentra produksi pertanian yang maju dan berdaya saing tinggi menuju terciptanya kemandirian daerah maka peran SDM bidang pertanian, khususnya petani, kelompok tani serta gapoktan sangat menentukan.
Sementara di sisi lain yang sering menjadi kendala petani adalah permodalan dalam memenuhi kebutuhan pupuk, sehingga acapkali mereka bergantung kepada rentenir.
Untuk mengatasi masalah inilah, maka salah satu kebijakan Pemkab Batola yaitu dengan cara pemberian insentif permodalan dan pengembangan pola-pola pembiyaan yang layak, sesuai dengan usaha pertanian yang dikembangkan.
Para petani atau kelompok tani, jelas bupati, dibimbing dan dibina secara terus menerus untuk dapat menyusun rencana tanam dan kebutuhan pupuk bersubsidi dalam rangka penyusunan rencana definitif kebutuhan kelompok tani (RDK-RDKK).
Sehingga alokasi dana subsidi yang disediakan dapat diserap secara maksimal sesuai kebutuhan dan dapat dirasakan manfaatnya untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani.
Di hadapan rombongan bupati menjelaskan, selama tiga tahun kepemimpinannya pihaknya sudah menyalurkan pinjaman pupuk bersubsidi tanpa bunga sekitar Rp27 miliar lebih. Masing-masing tahun 2008 Rp10 miliar, tahun 2009 Rp7,5 miliar, dan tahun 2010 Rp8,9 miliar.
“Pemkab Batola menyadari program ini masih relatif kecil dan sangat terbatas serta belum memenuhi semua kebutuhan masyarakat di Batola. Karenanya pihaknya akan selalu berusaha meningkatkan kesejahteraan petani dengan berbagai upaya dan program nyata yang diharapkan dapat membantu para petani sesuai kemampuan keuangan daerah,” tuturnya seraya menyebutkan, salah satunya yaitu program resi gudang yang hingga kini terus dipacu pelaksanaannya.
Selain itu juga, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Batola Ir Zulkifli Yadi Noor MSc, mengatakan langkah ini telah berhasil dilaksanakan dan mendapat respon positif oleh petani. Hal ini terbukti bahwa, keberhasilan pengembalian diatas 99 %, inipun karena adanya kegagalan sehingga terjadi penundaan pembayaran.
Study banding ini diikuti oleh Ir. Afiadin Husni Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kepala bagian pada Pemkab Kapuas antara lain Kepala Bagian Keuangan, Kepala Bagian SDM, Kepala Bagian Pertanian, Kantor Ketahanan Pangan Kapuas. Dan study banding ini akan ditindak lanjuti oleh Dinas terkait, secara khusus.