Kuala Kapuas. Masalah pangan bukan hanya masalah daerah tetapi juga masalah nasional. Sekarang pemerintah pusat pun dengan berbagai program pembangunan pertanian, memprioritaskan untuk upaya peningkatan produksi pangan khususnya Padi. Demikian dikatakan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Tanaman Pangan dan Hortikultura Kapuas Ir. Afiadin Husni, pada acara pembukaan Pelatihan Pemandu Lapang III – SL PTT Padi dan Kedelai Tahun 2010 di Hotel Danau Mare Kuala Kapuas, Selasa (04/05), yang dihadiri Mantri tani, Kepala BPP, Koordinator Penyuluh dan PPL se Kabupaten Kapuas.
Dikatakannya, diprediksi beberapa tahun kedepan kebutuhan akan beras semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. sementara pemerintah semakin terkendala dengan terjadinya penurunan luas lahan-lahan produktif di pulau Jawa, akibat banyaknya terjadi proses peralihan fungsi lahan. Sehingga permasalahan ini memerlukan strategi dan langkah antisipasi yang harus segera dilaksanakan dalam upaya menjaga kestabilan dan ketahanan pangan.
Tindakan konkrit yang telah dilaksanakan dalam beberapa tahun terakhir ini adalah pelaksanaan program percepatan peningkatan produksi dan produktivitas pangan yang diarahkan pada lahan potensial yang masih tersedia luas di luar pulau jawa, ucapnya.
Menyikapi perkembangan kondisi sekarang dan permasalahan yang dihadapi kedepan dalam hal ketersediaan pangan khususnya beras, Kabupaten Kapuas sebagai salah satu sentra produksi padi yang memberikan kontribusi terbesar yaitu 55,57 % terhadap produksi padi Kalimantan Tengah, dan kita terus berupaya meningkatkan kemampuan mendukung keamanan pangan daerah.
Hal ini dikatakanny, sejalan dengan visi Kabupaten Kkapuas, yaitu “membangun ekonomi kerakyatan berbasis agribisnis dan agroindustri menuju kapuas yang amanah”, dimana titik berat misi tersebut adalah pada sektor pertanian.
Khusus pertanian tanaman pangan, melalui upaya percepatan peningkatan produksi padi, kita mentargetkan penambahan produksi padi sebesar 50.000 ton gkg per tahun. Tahun 2009 kita sudah mampu lakukan dan realisasikan, berdasarkan angka sementara (asem) menunjukkan, bahwa produksi tahun 2009 yang ditargetkan sebesar 300.000 ton GKG dapat terealisasi 318.176 ton atau 106,06 %. Ini menunjukan dengan optimisme dan kerja bersama, mampu direalisasikan, imbuhnya.
Tahun 2010 ini, dengan memperhatikan realisasi perkembangan produksi padi yang cenderung terus mengalami peningkatan, disamping adanya perluasan areal tanam melalui penambahan luas baku lahan dan peningkatan indeks pertanaman juga adanya peningkatan produktivitas.
Ditegaskannya, dengan adanya dukungan SL PTT , mampu memberikan kontribusi nyata terhadap upaya peningkatan produktivitas tanaman pangan khusunya padi dan kedelai. Keberhasilan sangat ditentukan keseriusan dan peran aktif dalam membantu petani untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mengenali potensi, menyusun rencana usaha tani, mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan, mengambil keputusan dalam menerapkan teknologi yang sesuai dengan kondisi sumber daya setempat secara sinergis dan berwawasan lingkungan. Untuk itu Penyuluh dan petani harus bisa menjalin kerjasama yang harmonis untuk mengambil langkah-langkah strategis sehingga permasalahan di tingkat petani dapat di pecahkan bersama, tegasnya.
“Saya berharap, kita tidak harus cepat puas dengan keberhasilan yang telah kita lakukan. Mari kita bersama-sama terus berupaya untuk mencapai keberhasilan yang lebih baik lagi. Karena tugas kita masih panjang, karena target 500.000 ton padi tahun 2013 harus bisa diwujudkan.
Harapan ini bukan suatu yang tidak mungkin, karena kita punya potensi lahan yang masih luas belum tergarap dan tehnologi yang dilaksanakan belum optimal. Dia yakin dengan keseriusan dan kerjasama yang baik antara Penyuluh dan Kelompok Tani pasti akan memberikan hasil optimal.