Selasa, Mei 05, 2009

TINGKATKAN PRODUKSI PADI DENGAN TEPAT WAKTU DAN SASARAN


KUALA KAPUAS - Sasaran peningkatan produksi padi di Kabupaten Kapuas tahun 2009-2013 sebesar 300 ribu hingga 500 ribu ton, akan ditempuh melalui beberapa upaya, seperti penyediaan agroinput dan agrchemical seperti benih, pupuk, dan alsin secara cukup/tepat sasaran dan tepat waktu.

Selain itu, menerapkan adopsi teknologi pertanian pola Sekolah Lapang Pengelolaan Tanam Terpadu (SL-PTT) dan pola SRI. Meningkatkan luas areal lahan melalui optimasi lahan, pengelolaan lahan dan air. Meningkatkan pengamanan produksi melalui proteksi tanaman dan pengendalian OPT.

Menurut Kadis Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikulturan Kapuas, Ir Afiadin Husni, penanganan tugas pelaksanaan dan pengawasan SL-PTT dilakukan di semua wilayah binaan pertanian oleh semua petugas lapang.

“Tentunya dengan berpedoman pada petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan yang ada, serta melakukan koordinasi dengan pihak terkait sebagai penanggungjawab tugas,” ujar Afiadin Husni kepada koran kemarin.

Sedangkan untuk pengenalan dan penerapan SL-PTT oleh petani, katanya, maka perlu dilakukan sosialisasi program, uji coba percontohan untuk mengetahui tingkat produksi, dan kecocokan lahan serta tingkat resistensi terhadap serangan hama dan penyakit.

Penggunaan benih padi unggul maupun hibrida harus bermutu dan berlabel dibuktikan dengan tingkat produktivitas tinggi melalui hasil uji coba di lapangan yang dilakukan oleh petani.

“Uji coba dilakukan oleh petani atau Poktan mapun Gapoktan yang berkerjasama dengan pihak pengembang benih atau bibit. Penggunaan dan rekomendasi pupuk juga harus sesuai rekomendasi dan analisa tanah,’’ pintanya.

Afiadin menambahkan, tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) agar diusulkan perpanjangan kontrak kerja ke Departemen Pertanian berdasarkan rekomendasi Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas.

’’Untuk mendukung program peningkatan produksi padi 500.000 ton tahun 2013, maka peran THL-TBPP masih sangat diperlukan, untuk itu perlu dipertimbangkan keberlanjutannya oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas melalui dana APBN maupun APBD Kabupaten Kapuas,” jelasnya.

ULAT GRAYAK MENYERANG TANAMAN PADI DIKECAMATAN KAPUAS TIMUR


KUALA KAPUAS - Puluhan hektar lahan persawahan milik warga Handel Swarga, Desa Anjir Kecamatan Kapuas Timur, diserang hama ulat grayak. Akibatnya, tanaman padi milik petani di daerah itu pun terancam mengalami kerusakan. Serangan ulat reayak ini cukup mengkhawatirkan, kapasitas serangan sudah dianggap membahayakan pertanamanan petani.
Dari kawasan berkisar 200 Ha lebih, 40 Ha diantaranya sudah terserang dan 15 Ha cukup membahayakan.

Namun dengan kesigapan para petugas penyuluh pertanian, serangan hama ulat grayak itu pun langsung dilaporkan ke Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kapuas. Langkah Pengendalian dan pembasmian dilakukan, baik dengan cara menggenangi air disawah dengan pompa air, dengan cara kimia (penyemprotan dengan pestisida) maupun melalui cara manual yaitu dengan melakukan gopyokan dengan penangkapan langsung.

Menurut salah satu petani, Noor Aisyah, serangan hama ulat grayak baru diketahui setelah dia ingin membersihkan lahan persawahan miliknya, namun alangkah kagetnya dirinya setelah melihat tanamannya telah diserang hama ulat grayak atau ulat tentara.

Noor Asiyah pun kemudian langsung melaporkan hal itu ke pada petugas penyuluh lapangan (PPL) pertanian. Oleh PPL tersebut, laporan petani itupun kemudian diteruskan kepada pihak Dinas Pertanian TPH Kapuas.

“Sudah berapa tahun lamanya bertani, baru kali ini saja tanaman saya diserang hama ulat grayak. Karena saya khawatir tanaman saya rusak akibat hama, maka saya langsung lapor kepada petugas PPL,” ujar Noor Aisyah seraya menyebutkan tanaman padi yang mereka tanam adalah jenis varietas karang dukuh, Jumat (1/5).

Mengetahui lahan petani diserang ulat grayak, Kepala Dinas Petanian TPH Kapuas, Ir Afiadin Husni, langsung mengambil langkah-langkah pengendalian dan pembasmian dengan mendatangkan beberapa mesin pompa air untuk memasukan air ke lahan yang diserang ulat grayak.

“Ulat grayak menyerang tanaman karena akibat lahan yang kering, oleh karena itu lahan yang terserang dilakukan dengan menggenangi dengan air agar bagian bawah batang tanaman dan tanah tempat ulat grayak bersembunyi terendam, sehingga ulat naik kedaun dan kita lakukan penyemprotan dan penangkapan,” kata Afiadin Husni.

Selain pembasmian dilakukan dengan cara mengenangi lahan dan penyemprotan obat pembasmi hama. Upaya lain yang dilakukan oleh Dinas Pertanian juga dengan cara gopyokan menangkap ulat grayak.

“Ulat grayak yang di kumpulkan oleh warga dalam satu botol air kemasan ukuran tanggung kita hargai Rp 5 ribu, sedangkan ukuran besar kita hargai Rp 15 ribu. Hingga hari ini, Minggu (3/5) ulat grayak yang berhasil di kumpulkan dengan cara gopyokan seberat kurang lebih 35 Kg” ungkap Afiadin seraya menyebutkan serangan ulat grayak tersebut telah dapat mereka atasi.