Minggu, September 26, 2010

Lahan Gambut kembali menjadi Perhatian Pemerintah Korea

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kapuas Ir Afiadin Husni di Kuala Kapuas, Rabu, mengatakan setelah mengikuti pertemuan di Kementerian Pertanian Jakarta (Jumat, 25/09) antara perwakilan Kedutaan Besar Korea Selatan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Perluasan Areal serta dari Dinas Pertanian Kalteng yang dihadiri Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kapuas.

Dari kesimpulan pertemuan dikatakannya, bahwa pertemuan ini merupakan tindak lanjut kerja sama Korea International Cooperation Agency (KOICA) dengan Kalteng tersebut terungkap dari perwakilan Kedutaan Besar Korea Selatan bahwa KOICA yang akan melakukan survei ulang di Kalteng. Survei ulang akan dilakukan di Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau dan Kota Palangka Raya yang merupakan wilayah eks PLG.

"Pada 2009 tim KOICA juga pernah datang untuk melakukan cek kondisi lahan dan pengambilan sampel tanah, serta melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat," katanya.

Survey pertama Tim KOICA, bahwa hasilnya belum mewakili Kalteng sehingga perlu dilakukan survei ulang. Tujuan kegiatan ini juga berubah, pada awalnya bagaimana pengembangan budi daya tanaman jagung, kacang tanah, kedelai dan ubi kayu untuk mendukung ekonomi masyarakat.

Kemudian tujuan berganti menjadi pembuatan master plan komoditas pertanian di lahan eks PLG dengan komoditas yang sama. Namun, tidak menutup kemungkinan akan memilih komoditas lain.

Kabupaten Kapuas sebagai sentra produksi padi dan penyangga pangan bagi Provinsi Kalteng diharapkan bisa dikembangkan komoditas padi melalui proyek ini. Namun itu dapat dimungkinkan setelah tim tersebut datang melakukan survei.

Proyek ini merupakan hibah dari Pemerintah Korea Selatan sebesar 3 juta dolar AS selama tiga tahun dalam bentuk investasi. "Mereka memerlukan lahan seluas 500 hektare untuk membangun pilot project pengembangan komoditas jagung, kacang tanah, kedelai dan ubi kayu," katanya.

Koica juga akan membangun kantor, mess, laboratorium dan pusat pelatihan, sehingga dampak positif dari proyek tersebut diharapkan bisa dirasakan masyarakat setempat. Selain itu Koica akan mengirimkan tenaga ahli teknis dari Korea Selatan untuk mengembang proyek tersebut dengan melibatkan masyarakat sekaligus melatih petani baik di lokasi proyek maupun di luar lokasi proyek.

"Jadi dari proyek ini, Koica mengharapkan dapat menekan kemiskinan di kawasan eks PLG yang dinyatakan kemiskinan ekstrem karena disebut sebagai kantong kemiskinan," katanya.