KUALA KAPUAS - Tingginya curah hujan saat ini dampaknya sudah mulai dirasakan para petani, khususnya yang berada di kawasan eks PLG 1 juta hektar, Desa Dadahup Kecamatan Kapuas Murung, yang merupakan penyumbang produksi padi cukup besar di Kabupaten Kapuas. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Pertanian TPHP) Kapuas Ir Afiadin Husni mengungkapkan, setidaknya ada 26 lahan pertanian yang saat ini terendam akibat kebanjiran, sehingga terancam kerusakan apabila curah hujan tidak menurun. Hal ini disebabkan dari lambatnya pengeluaran air dilahan, selain pintu air yang kecil juga air sungai naik.
“Lahan tersebut tersebar di tiga Desa, yakni Desa Dadahub A9 sebanyak 11 hektar, Dadahub C2 seluas 10 hektar dan Dadahup C4 seluas 5 hektar. Ketinggian air saat ini telah mencapai 50 hingga 60 centi meter,” kata Afiadin kepada wartawan, kemarin (6/1) siang.
Diperkirakan peningkatan debit akibat curah hujan yang tinggi akan terjadi bulan ini hingga Februari mendatang. Menurut Afiadin, saat ini belum ada dampak yang ditimbulkan akibat kondisi tersebut, karena tanaman padi belum terendam scara keseluruhan.
“Jika tanaman padi sampai terendam dan mengakibatkan kegagalan tanam, maka salah satu langkah yang akan ditempuh yakni penanaman bibit unggul setelah banjir, selain itu kedepan kita akan mengatur pola tanam dan pembenahan infra struktur yang akan mampu menekan permasalahan di lapangan” jelas dia.
Untuk melihat sejauh mana kondisi di lapangan, menyusul tingginya curah hujan saat ini, Afiadin memerintahkan jajarannya untuk melakukan pengecekan ke kawasan pertanian yang ada di Kabupaten Kapuas. “Daerah yang terkena banjir ini memang merupakan daerah langganan banjir tiap tahun,” ujarnya.
Salah satu upaya yang akan dilakukan Dinas Pertanian untuk menekan dampak yang ditimbulkan akibat banjir bagi produktivitas pertanian, maka kedepan pihaknya akan memajukan waktu tanam. “Jadi pada Oktober petani harus sudah menanam, sehingga saat intensitas hujan tinggi tanaman sudah tinggi dan tidak terendam air,” ucapnya.
“Lahan tersebut tersebar di tiga Desa, yakni Desa Dadahub A9 sebanyak 11 hektar, Dadahub C2 seluas 10 hektar dan Dadahup C4 seluas 5 hektar. Ketinggian air saat ini telah mencapai 50 hingga 60 centi meter,” kata Afiadin kepada wartawan, kemarin (6/1) siang.
Diperkirakan peningkatan debit akibat curah hujan yang tinggi akan terjadi bulan ini hingga Februari mendatang. Menurut Afiadin, saat ini belum ada dampak yang ditimbulkan akibat kondisi tersebut, karena tanaman padi belum terendam scara keseluruhan.
“Jika tanaman padi sampai terendam dan mengakibatkan kegagalan tanam, maka salah satu langkah yang akan ditempuh yakni penanaman bibit unggul setelah banjir, selain itu kedepan kita akan mengatur pola tanam dan pembenahan infra struktur yang akan mampu menekan permasalahan di lapangan” jelas dia.
Untuk melihat sejauh mana kondisi di lapangan, menyusul tingginya curah hujan saat ini, Afiadin memerintahkan jajarannya untuk melakukan pengecekan ke kawasan pertanian yang ada di Kabupaten Kapuas. “Daerah yang terkena banjir ini memang merupakan daerah langganan banjir tiap tahun,” ujarnya.
Salah satu upaya yang akan dilakukan Dinas Pertanian untuk menekan dampak yang ditimbulkan akibat banjir bagi produktivitas pertanian, maka kedepan pihaknya akan memajukan waktu tanam. “Jadi pada Oktober petani harus sudah menanam, sehingga saat intensitas hujan tinggi tanaman sudah tinggi dan tidak terendam air,” ucapnya.