Rabu, Desember 22, 2010
Iklim Ancam Produksi Padi Kapuas Tahun 2011
Minggu, November 07, 2010
Peralihan Tenaga Kerja Tani Ancam Produktifitas Padi Kapuas
Rabu, November 03, 2010
Bimbingan Teknis Pasca Panen Gapoktan Se-Kabupaten Kapuas
Jumat, Oktober 29, 2010
Distantura Sebarkan Benih Padi Unggul Kepada Kelompok Tani
Kamis, September 30, 2010
Pemkab Kapuas tertarik Program Pinjaman Pupuk Bersubsidi Pemkab Batola
Kuala Kapuas – Pemerintah Kabupaten Kapuas, Kalteng tertarik dengan pelaksanaan program pinjaman pupuk bersubsidi tanapa bunga yang dilaksanakan oleh Pemerintah Barito Kuala, sehingga perlu melakukan studi banding, demikian disampaikan Asisten Bidang Administrasi Umum Pemkab Kapuas Drs Johansyah MDA, yang diterima Asisten Bidang Administrasi Umum Pemkab Batola Drs HM Parhan, di Aula Bahalap Marabahan, kemarin.
Asisten Administrasi Umum Pemkab Kapuas, Drs Johansyah MDA juga mengatakan, tujuan studi banding yang mereka laksanakan ini dalam upaya untuk belajar tentang masalah pertanian, terutama bidang penyaluran pupuk yang selama ini menjadi masalah dasar petani dalam upaya menerapkan tehnologi.
“Selain itu juga, Kapuas dan Batola merupakan Kabupaten yang berbatasan tentu memiliki kesamaan yaitu lahan pasang surut sehingga kami ingin bertukar informasi tentang pertanian,” tuturnya.
Bupati Barito Kuala H Hasanuddin Murad melalui Asisten Bidang Administrasi Umum Batola Drs HM Parhan menyambut baik atas kehadiran rombongan untuk melakukan studi banding masalah pupuk bersubsidi tanpa bunga yang merupakan satu-satunya di Indonesia.
Menurut bupati, sesuai visi Pemkab Batola 2007-2012, yaitu terwujudnya Kabupaten Barito Kuala sebagai sentra produksi pertanian yang maju dan berdaya saing tinggi menuju terciptanya kemandirian daerah maka peran SDM bidang pertanian, khususnya petani, kelompok tani serta gapoktan sangat menentukan.
Sementara di sisi lain yang sering menjadi kendala petani adalah permodalan dalam memenuhi kebutuhan pupuk, sehingga acapkali mereka bergantung kepada rentenir.
Untuk mengatasi masalah inilah, maka salah satu kebijakan Pemkab Batola yaitu dengan cara pemberian insentif permodalan dan pengembangan pola-pola pembiyaan yang layak, sesuai dengan usaha pertanian yang dikembangkan.
Para petani atau kelompok tani, jelas bupati, dibimbing dan dibina secara terus menerus untuk dapat menyusun rencana tanam dan kebutuhan pupuk bersubsidi dalam rangka penyusunan rencana definitif kebutuhan kelompok tani (RDK-RDKK).
Sehingga alokasi dana subsidi yang disediakan dapat diserap secara maksimal sesuai kebutuhan dan dapat dirasakan manfaatnya untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani.
Di hadapan rombongan bupati menjelaskan, selama tiga tahun kepemimpinannya pihaknya sudah menyalurkan pinjaman pupuk bersubsidi tanpa bunga sekitar Rp27 miliar lebih. Masing-masing tahun 2008 Rp10 miliar, tahun 2009 Rp7,5 miliar, dan tahun 2010 Rp8,9 miliar.
“Pemkab Batola menyadari program ini masih relatif kecil dan sangat terbatas serta belum memenuhi semua kebutuhan masyarakat di Batola. Karenanya pihaknya akan selalu berusaha meningkatkan kesejahteraan petani dengan berbagai upaya dan program nyata yang diharapkan dapat membantu para petani sesuai kemampuan keuangan daerah,” tuturnya seraya menyebutkan, salah satunya yaitu program resi gudang yang hingga kini terus dipacu pelaksanaannya.
Selain itu juga, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Batola Ir Zulkifli Yadi Noor MSc, mengatakan langkah ini telah berhasil dilaksanakan dan mendapat respon positif oleh petani. Hal ini terbukti bahwa, keberhasilan pengembalian diatas 99 %, inipun karena adanya kegagalan sehingga terjadi penundaan pembayaran.
Study banding ini diikuti oleh Ir. Afiadin Husni Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kepala bagian pada Pemkab Kapuas antara lain Kepala Bagian Keuangan, Kepala Bagian SDM, Kepala Bagian Pertanian, Kantor Ketahanan Pangan Kapuas. Dan study banding ini akan ditindak lanjuti oleh Dinas terkait, secara khusus.
Minggu, September 26, 2010
Lahan Gambut kembali menjadi Perhatian Pemerintah Korea
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kapuas Ir Afiadin Husni di Kuala Kapuas, Rabu, mengatakan setelah mengikuti pertemuan di Kementerian Pertanian Jakarta (Jumat, 25/09) antara perwakilan Kedutaan Besar Korea Selatan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Perluasan Areal serta dari Dinas Pertanian Kalteng yang dihadiri Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kapuas.
Dari kesimpulan pertemuan dikatakannya, bahwa pertemuan ini merupakan tindak lanjut kerja sama Korea International Cooperation Agency (KOICA) dengan Kalteng tersebut terungkap dari perwakilan Kedutaan Besar Korea Selatan bahwa KOICA yang akan melakukan survei ulang di Kalteng. Survei ulang akan dilakukan di Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau dan Kota Palangka Raya yang merupakan wilayah eks PLG.
"Pada 2009 tim KOICA juga pernah datang untuk melakukan cek kondisi lahan dan pengambilan sampel tanah, serta melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat," katanya.
Survey pertama Tim KOICA, bahwa hasilnya belum mewakili Kalteng sehingga perlu dilakukan survei ulang. Tujuan kegiatan ini juga berubah, pada awalnya bagaimana pengembangan budi daya tanaman jagung, kacang tanah, kedelai dan ubi kayu untuk mendukung ekonomi masyarakat.
Kemudian tujuan berganti menjadi pembuatan master plan komoditas pertanian di lahan eks PLG dengan komoditas yang sama. Namun, tidak menutup kemungkinan akan memilih komoditas lain.
Kabupaten Kapuas sebagai sentra produksi padi dan penyangga pangan bagi Provinsi Kalteng diharapkan bisa dikembangkan komoditas padi melalui proyek ini. Namun itu dapat dimungkinkan setelah tim tersebut datang melakukan survei.
Proyek ini merupakan hibah dari Pemerintah Korea Selatan sebesar 3 juta dolar AS selama tiga tahun dalam bentuk investasi. "Mereka memerlukan lahan seluas 500 hektare untuk membangun pilot project pengembangan komoditas jagung, kacang tanah, kedelai dan ubi kayu," katanya.
Koica juga akan membangun kantor, mess, laboratorium dan pusat pelatihan, sehingga dampak positif dari proyek tersebut diharapkan bisa dirasakan masyarakat setempat. Selain itu Koica akan mengirimkan tenaga ahli teknis dari Korea Selatan untuk mengembang proyek tersebut dengan melibatkan masyarakat sekaligus melatih petani baik di lokasi proyek maupun di luar lokasi proyek.
"Jadi dari proyek ini, Koica mengharapkan dapat menekan kemiskinan di kawasan eks PLG yang dinyatakan kemiskinan ekstrem karena disebut sebagai kantong kemiskinan," katanya.
Selasa, Mei 04, 2010
SL PTT Harus Mampu Memberikan Kontribusi Nyata Terhadap Peningkatan Produktifitas.
Kuala Kapuas. Masalah pangan bukan hanya masalah daerah tetapi juga masalah nasional. Sekarang pemerintah pusat pun dengan berbagai program pembangunan pertanian, memprioritaskan untuk upaya peningkatan produksi pangan khususnya Padi. Demikian dikatakan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Tanaman Pangan dan Hortikultura Kapuas Ir. Afiadin Husni, pada acara pembukaan Pelatihan Pemandu Lapang III – SL PTT Padi dan Kedelai Tahun 2010 di Hotel Danau Mare Kuala Kapuas, Selasa (04/05), yang dihadiri Mantri tani, Kepala BPP, Koordinator Penyuluh dan PPL se Kabupaten Kapuas.
Dikatakannya, diprediksi beberapa tahun kedepan kebutuhan akan beras semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. sementara pemerintah semakin terkendala dengan terjadinya penurunan luas lahan-lahan produktif di pulau Jawa, akibat banyaknya terjadi proses peralihan fungsi lahan. Sehingga permasalahan ini memerlukan strategi dan langkah antisipasi yang harus segera dilaksanakan dalam upaya menjaga kestabilan dan ketahanan pangan.
Tindakan konkrit yang telah dilaksanakan dalam beberapa tahun terakhir ini adalah pelaksanaan program percepatan peningkatan produksi dan produktivitas pangan yang diarahkan pada lahan potensial yang masih tersedia luas di luar pulau jawa, ucapnya.
Menyikapi perkembangan kondisi sekarang dan permasalahan yang dihadapi kedepan dalam hal ketersediaan pangan khususnya beras, Kabupaten Kapuas sebagai salah satu sentra produksi padi yang memberikan kontribusi terbesar yaitu 55,57 % terhadap produksi padi Kalimantan Tengah, dan kita terus berupaya meningkatkan kemampuan mendukung keamanan pangan daerah.
Hal ini dikatakanny, sejalan dengan visi Kabupaten Kkapuas, yaitu “membangun ekonomi kerakyatan berbasis agribisnis dan agroindustri menuju kapuas yang amanah”, dimana titik berat misi tersebut adalah pada sektor pertanian.
Khusus pertanian tanaman pangan, melalui upaya percepatan peningkatan produksi padi, kita mentargetkan penambahan produksi padi sebesar 50.000 ton gkg per tahun. Tahun 2009 kita sudah mampu lakukan dan realisasikan, berdasarkan angka sementara (asem) menunjukkan, bahwa produksi tahun 2009 yang ditargetkan sebesar 300.000 ton GKG dapat terealisasi 318.176 ton atau 106,06 %. Ini menunjukan dengan optimisme dan kerja bersama, mampu direalisasikan, imbuhnya.
Tahun 2010 ini, dengan memperhatikan realisasi perkembangan produksi padi yang cenderung terus mengalami peningkatan, disamping adanya perluasan areal tanam melalui penambahan luas baku lahan dan peningkatan indeks pertanaman juga adanya peningkatan produktivitas.
Ditegaskannya, dengan adanya dukungan SL PTT , mampu memberikan kontribusi nyata terhadap upaya peningkatan produktivitas tanaman pangan khusunya padi dan kedelai. Keberhasilan sangat ditentukan keseriusan dan peran aktif dalam membantu petani untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mengenali potensi, menyusun rencana usaha tani, mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan, mengambil keputusan dalam menerapkan teknologi yang sesuai dengan kondisi sumber daya setempat secara sinergis dan berwawasan lingkungan. Untuk itu Penyuluh dan petani harus bisa menjalin kerjasama yang harmonis untuk mengambil langkah-langkah strategis sehingga permasalahan di tingkat petani dapat di pecahkan bersama, tegasnya.
“Saya berharap, kita tidak harus cepat puas dengan keberhasilan yang telah kita lakukan. Mari kita bersama-sama terus berupaya untuk mencapai keberhasilan yang lebih baik lagi. Karena tugas kita masih panjang, karena target 500.000 ton padi tahun 2013 harus bisa diwujudkan.
Harapan ini bukan suatu yang tidak mungkin, karena kita punya potensi lahan yang masih luas belum tergarap dan tehnologi yang dilaksanakan belum optimal. Dia yakin dengan keseriusan dan kerjasama yang baik antara Penyuluh dan Kelompok Tani pasti akan memberikan hasil optimal.
Sabtu, April 17, 2010
Yarnen Gabah salah satu upaya peningkatan produktifitas padi
Dengan kenaikan harga pupuk bersubsidi, Dinas Pertanian TPH perlu melakukan sikap proaktif terutama akan mensosialisasikan mengenai kenaikan HET ini. Selain itu melalui Penyuluh akan menyusun perhitungan analisa usahatani sesuai spesifik lokasi dan tehnologi anjuran pemupukan berimbang yang diterapkan petani dilapangan. Diharapkan nanti akan memberikan solusi dalam penggunaan pupuk bersubsidi secara optimal serta upaya alternatif tehnologi penggunaan pupuk organik, sehingga produktifitas tetap bisa dipertahankan bahkan meningkat.
Beberapa langkah strategis yang telah dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas cq. Dinas Pertanian TPH bekerjasama dengan CV. Talawang dalam melakukan pinjaman pupuk bayar panen (yarnen) yang mulai dilaksanakan tahun 2010 ini sangat tepat dalam membantu petani menghadapi keterbatasan permodalan terutama dalam pembelian pupuk. Ini tentu sangat membantu, sehingga optimisme Daerah untuk pencapaian target produksi padi tahun 2010 sebesar 350 rb ton dapat tercapai. selain itu juga mulai tahun 2009 hampir 10 unit APPO (Alat Pengolahan Pupuk Organik) disalurkan pada daerah sentra produksi. Tentu ini sangat membantu dalam penyediaan pupuk organik secara lokal oleh petani. Tinggal bagaimana upaya kedepan untuk pemenuhan bahan baku pengolahan pupuk organik melalui program integrasi dengan ternak.
Jumat, April 16, 2010
Bulog Divre Kapuas agar Komitmen Menyerap Beras hasil Produksi Petani Kapuas
Kuala Kapuas. Kepala Perum Bulog Divre Kalteng Ir. Supriyatna, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kapuas Ir. Afiadin Husni, Kepala BPS Kapuas dan Kadivre Bulog Kapuas serta 15 Mitra Kerja Bulog pada hari Jumat (16/04/2010) bertempat di Kantor Perum Bulog Divre Kapuas, melakukan pertemuan dalam rangka membahas kesiapan Kapuas dalam penyediaan stock beras Kapuas tahun 2010.
Ir. Supriyatna mengatakan bahwa kondisi beras yang disetorkan mitra dolog tahun 2010 ini diakuinya kualitas cukup menurun dibanding tahun sebelumnya. Penurunan kualitas ini tentu akan berdampak pada realisasi distribusi Bulog untuk penyediaan raskin wilayah Kapuas dari sisi mutu. Diakui dengan kondisi kenaikan harga gabah yang cukup tinggi dibanding HPP yang ditetapkan sangat berpengaruh terhadap realisasi penyediaan beras oleh beberapa mitra. Tahun 2010 terjadi peningkatan LC (Loading Cost) dari penyediaan 5000 ton menjadi 8500 ton dan hingga 3 bulan ini, direalisasikan sebanyak 1300 ton.
Selain dikatakannya bahwa kedepan Perum Bulog ingin para mitra kerja dalam hubungan kerja tidak hanya bersifat transaksional tetapi dipersyaratkan harus memiliki penggilingan sendiri. Sehingga permasalahan mutu dapat dilakukan pembinaan baik dari Dinas maupun Bulog sendiri dan mampu memberikan jaminan pasokan.
Senada disampaikan Kadis Pertanian TPH, Ir. Afiadin Husni, sebagai salah satu institusi Pemerintah Daerah dalam hal ini DinasPertanian secara teknis akan mendukung dalam pembinaan kualitas maupun kuantitas. Permasalahan kualitas yang mungkin disebabkan saat panen atau pasca panen yang dilakukan petani masih rendah tentu akan menjadi perhatian serius, termasuk dalam hal ini proses pasca panen yang dilakukan oleh mitra bulog. Sehingga komitmen terhadap kualitas penyediaan dapat terpenuhi.
Dikatakannya juga, Kapuas merupakan lumbung berasnya Kalimantan Tengah tentu dalam hal kuantitas penyediaan akan dapat dicapai. Dan menghendaki agar Bulog dapat komitmen terhadap penyerapan beras dengan prioritas adalah gabah yang diproduksi di daerah ini. Bahkan kalau dimungkin perlu penambahan LC untuk Bulog Kapuas, tegasnya. Diakuinya bahwa kualitas gabah yang dihasilkan petani dari produksi MT. Okmar 2009/2010 ini secara kualitas mengalami penurunan akibat tingginya curah hujan, baik pada saat panen maupun pasca panen, dilain pihak Mitra Bulog masih mengandalkan pengeringan melalui penjemuran, imbuhnya.
Jumat, Maret 26, 2010
Penanganan Pertanian harus tuntas dari sektor Hulu hingga Hilir
Kuala Kapuas. Dalam paparan Pembukaan Rapat Kerja Revitalisasi dan Sikronisasi Program KAPET DAS KAKAB untuk Percepatan Pembangunan Di Kalimantan Tengah, Kamis (25/03/2010) bertempat di Hotel Aquarius Palangkaraya. Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kerja keras Pemerintah Daerah Kapuas mampu meningkatkan produksi Padi di Kalimantan Tengah, dan sekaligus penyumbang terbesar produksi padi yaitu 54,97 % yaitu sebesar 318.136 ton GKG. Ini menjadikan Kapuas sebagai lumbung pangan terbesar Kalteng dan sekaligus penyangga pangan.
Produksi ini tentu harus ditingkatkan lagi di tahun mendatang, sehingga Kapuas yang menjadi daerah memiliki potensi padi harus tetap dipertahankan, bahkan lebih dikembangkan penangannya dari hulu sampai hilir. Hingga tuntas dan mampu menjadikan komoditas padi menjadi unggulan daerah dan mampu memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan daerah.
Sebagaimana tujuan Raker secara umum untuk meningkatkan peran dan fungsi Badan Pengelola Kapet DAS Kakab di Daerah melalui kegiatan perumusan berbagai strategi dan kebijakan pembangunan melalui perumusan RPJMD 2011 - 2015 maupun PPJPD 2005 - 2015 serta RKA sebagai acuan DAS Kakab. Maka hasil yang ingin dicapai dalam Raker ini untuk menyamakan presepsi tentang pembangunan DAS Kakab di Kalimantan Tengah, ucap Teras.
Teras juga meminta, untuk pembangunan DAS Kakab kedepan agar benar-benar memperhatikan potensi yang ada diwilayah program dan penangannya dilakukan secara tuntas dan berkesinambungan. Jangan kita latah atau bersaing antar Kabupaten dengan program yang sama, dicontohkan Kapuas sebagai sentra padi, agar dikembangkan untuk mendukung ketersediaan dan penyuplai beras daerah lain yang kekurangan. Saat ini kita ingin menuju swasembada daging, sementara kita punya wilayah pengembangan kerbau rawa di Barito Selatan, maka kita harus mampu berpikir kerbau rawa sebagai pensuplay kekurangan daging. Dikatakannya juga seperti Kabupaten Pulang Pisau dengan ikan patin, coba lebih dimantapkan. Sehingga lanjutnya, masing-masing daerah punya keunggulan dan saling berkoloborasi mengisi kekurangan diwilayah masing-masing, selanjut terjadi perdagangan antar Kabupaten.
Sementara dalam rumusan Kelompok Strategi dan Kebijakan DAS Kakab kedepan, yang diketuai Ir. Afiadin Husni Kadistan TPH Kapuas, beberapa hal yang perlu digaris bawahi untuk kedepan. Perlu penetapan komoditas unggulan pangan dan energi di daerah DAS Kakab berdasarkan keunggulan daerah baik komperatif maupun kompetitif, menciptakan dan mengembangkan daerah pusat pertumbuhan dengan menetapkan satu kawasan andalan di Kalimantan Tengah. Selain itu dikatakannya perlu komitmen dan sinergitas pelaksanaan program dari Propinsi dan Kabupaten, sehingga percepatan pertumbuhan pembangunan dapat dilakukan sesuai target yang ditetapkan.
Terkait dengan Kapuas sebagai lumbung padi terbesar Kalimantan Tengah, Kadistantura Kapuas Ir. Afiadin Husni mengatakan optimisme kedepan bahwa padi adalah komoditas yang akan memiliki nilai strategis dan punya prospek besar kedepan. Pembangunan pertanian tidak akan berhasil tanpa dilakukan secara terkoordinasi dengan sektor lain yang terkait. Sebagai urat nadi pembangunan infra struktur seperti jalan, jembatan dan pengairan merupakan prioritas yang pembangunannya benar-benar terfokus untuk mengakses daerah sentra pertanian, tentu dengan kelancarannya akan memudahkan dari segi perekonomian di daerah tersebut. Misalnya pemasaran hasil, akses distribusi saprodi, ungkapnya.
Tak hanya itu, peran instansi terkait lain juga perlu untuk pemasaran, penanganan mutu, promosi selain peran serta turut membangun sesuai tupoksi seperti peningkatan kualitas SDM, kesehatan masyarakat dan juga peningkatan keterampilan. Karena dia yakin dampaknya bukan hanya nantinya dibidang pertanian tentu akan mengarah juga kebidang jasa, imbuh Afiadin.
Rabu, Maret 17, 2010
Wakil Gubernur dan Bupati Kapuas Panen Padi di Desa Terusan Karya
KUALA KAPUAS - Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, H Ahmad Diran, Bupati Kapuas Ir. HM Mawardi, MM didampingi Kadis Pertanian TPH Kapuas, Camat Selat dan Kades Terusan Karya, Rabu (17/03/2010) melakukan panen padi di Desa Terusan Karya Kecamatan Selat pada hamparan luasan padi 150 Ha.
Dalam sambutannya Wagub mengatakan, bahwa 55,57 persen produksi padi Kalimantan Tengah dihasilkan dari Kabupaten Kapuas. Selebihnya, dihasilkan dari kabupaten lainnya, seperti Kabupaten Katingan, Pulang Pisau dan Lamandau.
“Ini tentunya luar biasa. Kalau Bupati Kapuas H M Mawardi mempunyai program 500 ribu ton tahun 2013, Insya Allah saya rasa bisa tercapai,” kata H Ahmad Diran.
Karena itu, katanya, Kabupaten Kapuas sebagai daerah swadaya pangan dan over produk kiranya dapat terus meningkatkan apa yang telah dihasilkan. “Ini suatu prestasi luar biasa buat Kapuas dan Kalimantan Tengah, terus tingkatkan,” katanya.
Kepada Dinas Pekerjaan Umum, wagub menginginkan agar terus melaksanakan pemeliharaan parit. Dia juga mengatakan bahwa pada tahun anggaran 2010, di Desa Terusan Karya akan dilaksanakan rehabilitasi saluran primer sepanjang 3,5 kilo. “Tugas Dinas PU melakukan pemeliharaan parit agar terus dilaksanakan,” pintanya.
Kepada para siswa sekolah kejuruan pertanian yang saat itu hadir dalam acara panen, Wagub Kalteng ini menginginkan agar mereka tidak merasa malu jika bersekolah di SMA kejuruan pertanian.
“Jangan malu kalau sekolah di kejuruan pertanian, karena saya ini juga dulu sekolahnya di pertanian. Bahkan ada program dari pemerintah bahwa sekolah SMA akan dikurangi menjadi sekolah kejuruan. Misalnya 60 persen untuk sekolah kejuruan, sedangkan SMA hanya 40 persen saja,” kata Diran sapaan akrab wagub.
Bupati Kapuas H M Mawardi dalam sambutannya mengatakan, melalui Visi Misi Kabupaten Kapuas yang dititik beratkan pada sektor pertanian telah dilaksanakan program peningkatan produksi padi sebesar 50.000 ton GKG per tahun.
Memperhatikan realisasi yang sudah dicapai, pihaknya harus optimis terhadap keberhasilan yang akan diraih melalui langkah dan strategi yang akan dilakukan yang mana angka sementara menunjukkan, bahwa produksi tahun 2009 yang ditargetkan sebesar 300.000 ton GKG dapat terealisasi 318.176 ton GKG atau 106,06 %.
Secara khusus, lanjut Mawardi, untuk Desa Terusan Makmur, Terusan Karya, Terusan Mulya yang saling berbatasan dan saling bertetangga ini tentunya memiliki hamparan lahan persawahan eksist mencapai 3.100 Ha, diantaranya lebih 300 Ha sudah 2 x tanam sepanjang tahun. Ini merupakan potensi Sumber Daya Lahan yang memiliki peluang untuk dikembangkan sehingga dapat memberikan manfaat untuk peningkatan kesejahteraan khususnya bagi warga masyarakat diwilayah desa ini dan sekitarnya.
Dengan potensi sumber daya lahan yang tersedia tersebut, Mawardi mengharapkan agar dapat lebih banyak lagi yang di perbuat khususnya pengembangan di sektor pertanian. Tahun 2010, katanya, telah dialokasikan dana APBD Kabupaten Kapuas mendukung pelaksanaan program kegiatan pertanian melalui pemberdayaan kelompok tani . “Disamping itu kita juga mendapat dukungan fasilitasi diantaranya benih dan pupuk dari APBD Propinsi dan APBN,” ungkap H M Mawardi.
Sementara itu, berdasarkan hasil ubinan yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kapuas menyebutkan, hasil panen di Desa Terusan Karya siang itu sebesar 3,75 ton perhektar. Hasil ini dikatakannya sudah peningkatan dibanding tahun sebelumnya, masih dibawah 3,5 ton/Ha Dan memang diakui hasil belum maksimal, kita harap kedepan mampu mencapai diatas 4 ton/Ha. Dibeberapa tempat pun telah terjadi peningkatan yang cukup menggembirakan, Sebagai contoh hasil ubinan swakarsa padi ladang varitas lokal yang dilaksanakan di Desa Palingkau Sejatera SP-3 Kecamatan Kapuas Murung produktivitas mencapai 3,2 ton GKG sebelumnya produktivitas padi ladang bekisar 1,9 ton GKG hingga 2,2 ton GKG. Sedangkan hasil ubinan swakarsa padi sawah Varietas Unggul Bermutu yang dikembangkan melalui beberapa program dengan polesan sebagian saprodi sebagai stimulan, ataupun penataan infrastruktur lahan secara sederhana telah dapat memberikan peningkatan hasil yang cukup berarti yaitu berkisar 4,6 ton GKG per ha. Dan untuk padi varietas potensi tinggi yaitu Padi Hibrida yang telah kita coba mengembangkan di wilayah dadahup mampu memberikan hasil hingga 6,5 ton per ha. Saya sangat berterima kasih kepada seluruh masyarakat, petani, Kelompok tani, penyuluh, dan seluruh komponen terkait, atas dukungannya dan kontribusi yang telah diberikan terhadap pembangunan pertanian di Kabupaten Kapuas, ucap Mawardi.
Untuk tahun 2010, kita lebih pacu lagi upaya peningkatan produktifitas melalui program kerjasama Perbankan dengan pemberian jaminan dari Pemerintah Daerah, yaitu pinjaman bayar panen untuk pupuk. Biasanya setiap pinjaman 1 sak (50 kg) dipinjamkan tengkulak dan pada akhir panen dikembalikan dengan 5 blek gabah, maka melalui Pemkab dikembalikan hanya 2,5 blek gabah. TSP setiap pinjaman 1 (sak) dibayar cukup 3 blek gabah. Ini tentu kedepan mereka (red petani), bergairah untuk meningkatkan produksi disamping terjaminnya pemasaran gabah.
Selasa, Maret 16, 2010
Kontes Tanaman Hias dan Merangkai Buah dan Sayur, Meriah
Pemenang dalam Lomba Merangkai buah dan sayuran, untuk kelompok Dharma Wanita Persatuan, sebagai juara I Dharma Wanita Disdukcapil meraih angka 181. juara kedua Dharma Wanita Persatuan Dinas Pekerjaan Umum Kapuas dengan nilai 172. Juara ketiga diraih oleh Dharma Wanita Persatuan Departemen Agama Kapuas dengan nilai 171. Sedangkan Kelompok TP PKK Kecamatan dan Organisasi Wanita Kabupaten Kapuas sebagai Juara I tim PKK Adhyaksa Dharma Karini mendapatkan nilai 209, juara dua tim PKK Kelurahan Selat Dalam A dengan nilai 208. Dan juara ketiga diraih oleh tim PKK Kecamatan Kapuas Hilir A dengan memperoleh nilai 198.
Ketua TP-PKK Kapuas, Hj Aliyah Mawardi berharap, kegiaatan kontes tanaman hias dan lomba merangkai buah dan sayur kiranya terus terjadi peningkatan, baik dari segi minat peserta lomba maupun kreatifitas penataan buah dan sayuran serta corak tanaman yang dilombakan.
“Saya harapkan kegiatan ini semangkin meningkat. Dan Dalam setiap lomba pasti ada menang dan kalah, tapi yang terpenting adalah bagaimana meningkatnya jumlah pengemar tanaman hias di daerah ini dan lebih kreatif dalam penataan buah dan sayur,” harap Aliyah Mawardi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian TPH Kapuas, Ir Afiadin Husni dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini ditujukan dalam upaya meningkatkan minat masyarakat dan kecintaannya pada tanaman hias, sehingga nantinya tanaman hias dapat berkembang dan menjadi usaha baru bagi masyarakat. Dijelaskan juga, dengan makin tingginya minat dan mengetahui akan nilai terhadap tanaman hias, nantinya akan berdampak terbuka usaha lain seperti pembuatan pot, pembuatan media tanaman hias sepeti sekam bakar, serabut kelapa dll.
Kategori tanaman kaladium juara I diraih Irene, juara II Ivana, juara III Nadya. Kategori Sri Rejeki juara I diraih Irene, juara II Ahmad, juara III Ivana. Kategori Agloenema Merah Majemuk juara I diraih Junaidi, juara II diraih Adil, juara III diraih Amad. Sedangkan kategori tanaman hias Agloenema hijau majemuk juara I diraih Junaidi, juara II diraih Irene dan juara III diraih Junaidi.
Senin, Maret 15, 2010
Pola Yarnen sebagai solusi membantu petani dalam permodalan.
“Kita terus memberikan dorongan bagaimana caranya memanfaatkan potensi alam yaitu tanah kita yang subur dan luas ini. Karena itu, dengan program pemanfaatan lahah tidur dengan tanaman produktif, yang tentunya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para petani,” kata Bupati Kapuas H M Mawardi saat melakukan safari Jum’at (12/3/2010) di Masjid Al Huda Palingkau Asri SP2 Kecamatan Kapuas Murung.
Kepada kelompok tani, Bupati juga menyarankan agar menyampaikan usulan bantuan pinjaman permodalan kepada Pemerintah Kabupaten Kapuas melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk penyediaan pupuk, bibit dan pengolahan tanah. “ Permodalannya berasal dari kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Kapuas dengan Bank Pembangunan Kalteng. Ini berupa pinjaman dengan cara bayar panen, yaitu setiap pinjaman 1 sak pupuk urea (50 kg) maka pada saat panen petani membayar dengan 2,5 blek gabah, juga untuk olah tanah traktor, yang nantinya melalui UPJA yang ada di wilayahnya dihargai denga 30 blek gabah per hektar ” katanya.
Dengan demikian, lanjut Mawardi, dimengharapkan dapat menggarap lahan-lahan tidur yang masih belum digunakan, supaya dapat menghasilkan padi. Apalagi saat sekarang harga padi/beras mengalami kenaikan mencapai Rp.1.000. ini suatu hal yang sangat mengguntungkan bagi petani, khusus yang ada di Kabupaten Kapuas.
“Kita juga patut bersyukur kepada Allah SWT bahwa daerah kita ini tiga kali berturut-turut produksi padinya meningkat dari 250.000 ton sekarang menjadi 300.000 ton,” katanya.
Menyinggung tentang kemajuan pembangunan infrastruktur jalan dari Kuala Kapuas hingga Dadahup yang di bangun Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah bersama Pemerintah Kabupaten Kapuas. Bupati mengatakan, bahwa jalan tersebut saat sekarang sudah dapat dirasakan dan dinikmati masyarakat, ini suatu bukti kemajuan pembangunan di Kalteng.
“Tujuan Pemerintah, kata Mawardi, tidak ada lain yaitu bagaimana daerahnya maju, bagaimana ekonominya maju supaya rakyatnya sejahtera dan bermartabat,” ungkap Mawardi.
Dalam kesempatan itu, Bupati HM Mawardi juga menyerahkan bantuan uang dari Wakil Gubernur Kalteng Ir H Achmad Diran sebesar Rp 5 juta dan dari Pemkab Kapuas sebesar Rp 7 juta untuk perbaikan Masjid Al Huda Palingkau Asri SP2, yang diterima pengurus Masjid Rumiyadi S Pd.
Pada Safari Jum’at tersebut, juga dilaksanakan Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dengan penceramah KH Muchtar Ruslan. Dihadiri Habib Ali, Habib Zien dan para ulama Kuala kapuas serta sejumlah kaum jemaah Masjid Al Huda Palingkau Asri SP2.
Rabu, Maret 10, 2010
Pemkab Kapuas menjembatani penyediaan beras untuk Raskin
Menurut Kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kapuas, Ir Afiadin Husni, pada Selasa (9/3/2010), bahwa penyediaan beras tersebut selain berasal dari berasal dari Penggilingan Padi Talawang juga dari Kelompok Kelompok Usaha Bersama (KUB) binaan Dinas Pertanian. Dalam hal ini kita memberikan jaminan terhadap kontinyuitas dan ketersediaan beras oleh KUB. Untuk tahap pertama pihaknya telah mengirimkan sebanyak 30 ton beras dan telah sampai ke gudang Bulog untuk dilakukan pemeriksaan terhadap kualitas beras,. Selanjut satu minggu kemudian akan siapkan lagi sebanyak 60 ton.
“Untuk tahap pertama sudah kita kirimkan ke gudang Bulog 30 ton dengan label dari pabrik penggilingan beras Telawang milik Pemda Kapuas yang dikelola oleh Dinas Pertanian TPH Kapuas dan karung yang telah disiapkan oleh bulog 15 Kg. Satu minggunya lagi akan kita siapkan sebanyak 60 ton,” ujar Afiadin dihubungi via ponselnya, Selasa (9/3/2010).
Kerjasama yang dilakukan pihaknya dengan pihak swasta, adalah dalam rangka mendukung penyediaan beras untuk kabupaten Kapuas, dan untuk mendukung harga gabah agar tetap stabil di terima oleh petani.
Terkait dengan itu dia menyerap semua gabah yang dihasilkan petani atau kelompok tani dan membeli dengan harga yang sesuai atau berlaku ditingkat petani. Karena kita tidak ingin harga gabah ditingkat petani ditekan atau rendah terutama pada saat panen raya. “Untuk itu, 500 ton pun kita siap dalam hal pengadaan beras ini, karena produksi padi pada saat ini cukup tinggi,” kata Afiadin Husni.
Sementara itu, Kepala Gudang Bulog Kapuas, Muhammad Rum menyambut baik kerjasama ini, namun demikan beras yang diterima oleh mereka haruslah telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh bulog, seperti kadar air terhadap beras harus 14 persen, butir patah 20 persen, menir 2 persen, dan derajat susu 95 persen.
“Jika persyaratan ini tidak terpenuhi, maka pihaknya tidak dapat menerima beras tersebut. Karena persyaratan mutlak harus dipenuhi. Jadi kita tidak sembarangan terima beras, karena kita juga beli, karena itu kualitasnya harus benar-benar baik,” kata Muhammad Rum di Kantor Gudang Bulog Kapuas, Selasa (9/3/2010).
Dalam hal kemitraan ini, lanjut Muhammad Rum, pihaknya juga ketat melakukan pengawasan karena beras diterima oleh pihaknya untuk disalurkan kepada masyarakat. Jika beras yang disampaikan oleh mitra kerja belum memenuhi standar, maka pihaknya dengan tegas menyatakan belum dapat menerima beras tersebut, namun bulog tetap memberikan pembinaan dengan menyampaikan syarat-syarat apa saja yang mesti dipenuhi.
“Tetap kita bina kok dan kita sampaikan kekurangan-kekurangan apa saja yang mesti harus dipenuhi oleh mitra kerja kita. Misalnya kita sampaikan kalau beras yang dikirim juga karungnya harus diberi label dan juga karungnya harus dijahit dua kali,” jelas Muhhamad Rum seraya mengaku dapat menerima kualitas beras yang dikirim oleh Dinas Pertanian Kapuas hari itu.
Senin, Maret 08, 2010
Pemkab Kapuas dan Kodim kerjasama Manfaatkan Lahan Terlantar
Pembukaan lahan yang dilaksanakan oleh Kodim dan Pemkab Kapuas melalui tim teknis Dinas Pertanian TPH Kapuas tersebut, dalam rangka mendukung pemanfaatan lahan tidur. “Jadi lahan-lahan yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat akan kita buka bersama,” kata Kepala Dinas Pertanian TPH Kapuas, Ir Afiadin Husni.
Sementara itu, Kasdim 1011/Klk, Mayor Cecep WM menerangkan, rencana program pembukaan lahan yang dilaksanakan Kodim 1011/Klk juga sesuai dengan program dari Korem tentang ketahanan pangan.
Berdasarkan itu, kata Cecep sapaan akrabnya, maka pihaknya melakukan koordinasi dengan SKPD terkait dalam hal ini adalah Dinas Pertanian TPH Kapuas yang mana selaku tim teknis dari pemerintah daerah kapuas . Dan hal ini pun, katanya, telah disampaikannya kepada Bupati Kapuas yang mana pihaknya juga mempunyai program yang bisa membangun wilayah atau daerah tertentu sebagai kawasan pangkal pangan.
“Sehingga apabila terjadi sesuatu, dalam kondisi apa pun kita masih bisa bertahan, karena kita memiliki kawasan pangkal pangan yang cukup” ujar Mayor Cecep saat melakukan peninjauan lahan tidur bersama Kadis Pertanian Kapuas Ir Afiadin Husni di Dadahup, Kecamatan Kapuas Murung, Senin (8/3/2010).
Apabila pemerintah daerah mengijinkan, kata Cecep, maka lahan-lahan tidur dikawasan Dadahup tersebut akan ditanami padi oleh pihaknya. Pada target pertama, rencananya penanaman akan dilakukan kurang lebih seluas 100 hektar. Pembukaan lahan tidur ini juga tentunya melibatkan masyarakat.
“Dalam penyiapan lahan dan lainnya tentunya masyarakat akan kita libatkan, karena tidak semata-mata lahan yang kita siapkan lalu nanti akan kita kuasai, tapi nanti akan kita limpahkan kepada masyarakat untuk kegiatan selanjutnya,” katanya.
Cecep berharap, agar masyarakat ada keterkaitan dengan pihaknya. Kemanunggalan TNI dengan rakyat tentunya sangat diharapkan oleh pihaknya, karena masyarakat adalah bagian dari pada TNI dalam rangka pertahanan keamanan.
“Tentunya apa yang kita berkiprah kepada masyarakat adalah sebagai contoh bahwa kita pun juga bisa berbuat untuk mereka, dengan cara mengajak bagaimana kita menciptakan ketahanan pangan diwilayah dalam bentuk kegiatan penanam padi ini,” ungkap Mayor Cecep disela-sela peninjaun lahan tidur.
Hasil Panen Padi Hibrida Belum Maksimal
Berdasarkan hasil ubinan, padi hibrida yang dipanen siang itu hasilnya mencapai 6,0 ton perhektar. Meskipun hasil panen uji coba padi hibrida tersebut mencapai rata-rata diatas 6 ton perhektar, namun pihak PT. SAS sepertinya masih belum puas dengan hasil panen tersebut.
Pasalnya, hasil panen itu dinilai oleh mereka masih rendah jika dibandingkan capaian hasil panen di daerahnya, yakni Lampung, yang rata-rata hasil panennya bisa mencapai 12 hingga 13 ton perhektarnya. “Kalau di daerah kami, hasil panen padi varietas hibrida ini bisa mencapai 12 hingga 13 ton perhektar,” kata Mashadi perwakilan dari PT. SAS dalam pertemuan bersama Kadis Pertanian TPH Kapuas.
Diungkapkannya, uji coba yang sama juga pernah mereka lakukan pada tahun 2009, dan hasil produktifitasnya baru mencapai 5,7 ton perhektar. Meski demikian, katanya, mereka akan terus mencoba hingga tercapai produktifitas yang diinginkan.
Hal ini pun tentunya mendapat dukungan dari Kepala Dinas Pertanian TPH Kapuas, Ir Afiadin Husni. Menurut Afiadin, ini namanya juga tekhnologi, perlu dikembangkan terus dan dicoba seraya mengkaji permasalahan-permasalahan yang ada serta mempelajari kondisi lahan setempat. “Namanya juga uji coba, kalau dianggap kurang berhasil bisa dicoba lagi,” kata Afiadin kepada PT SAS.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pertanian Kapuas ini juga menerangan bahwa uji coba penanaman padi hibrida tersebut hanya seluas 5 hektar dari seluas 116 hektar lahan di kawasan Desa Bentuk Jaya Dadahup A-5. Melihat hasil produktifitasnya yang cukup tinggi, maka pada tahun 2010 ini juga penanaman akan ditidaklanjuti lagi hingga 100 hektar.
“Penaman juga akan dilaksanakan 3 kali tanam, jika terdapat permasalahan tentunya akan kita coba tangani, seperti halnya masalah air. Oleh karena itu perlu penataan lahan, dan ini juga tentunya menjadi prioritas utama yang akan kita lakukan,” jelas Afiadin Husni.
Kamis, Maret 04, 2010
RUMUSAN RAPAT KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2010
Rapat Kerja yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kapuas dengan agenda pertemuan, pertama review dan evaluasi capaian kinerja pembangunan pertanian tahun 2009, kedua perumusan dan penetapan langkah-langkah strategis pencapaian sasaran dan program kerja 2010.
Agenda rapat kerja adalah merumuskan kesepakatan-kesepakatanyang dipandang penting dan mendesak dalam upaya meningkatkan percepatan peningkatan produksi padi, palawija dan hortikultura dan peningkatan kinerja para penyuluh lapangan, mantri tani, koordinator BPP dan BBU.
- Bahan rumusan diekstrak dan diresume dari materi yang disampaikan oleh narasumber, stressing kebijakan pembangunan pertanian dan referensi lain yang relevan serta bahan masukan berupa pemikiran, pandangan, kritikan dan saran dari peserta pertemuan.
Terdapat beberapa butir kesepakatan yang merupakan rumusan review, evaluasi dan langkah-langkah strategis pembangunan pertanian yang dihasilkan, sebagai berikut :
1. Programa penyuluhan sebagai rencana kerja yang memuat data dan informasi tentang kegiatan penyuluh disusun dan ditulis untuk bahan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian tugas dan fungsi penyuluh. Penyusunan program masih relevan dan dipandang perlu untuk menjadi tugas setiap penyuluh pertanian. Untuk merealisasikan rencana tersebut menjadi implementasi agar disusun dan dibuat format laporan programa yang memenuhi kualitas, standar, norma dan kriteria sehingga dapat diaplikasikan untuk bahan penyusunan perencanaan dan evaluasi capaian kinerja pembangunan pertanian sampai pada tingkat paling rendah (POKTAN, WKPP). - Saran dan himbauan Bupati Kapuas pada saat penyampaian sambutan rapat kerja, agar disikapi dan ditindaklanjuti dengan sungguh-sungguh Fokus program pertanian tanaman pangan 2010 sebagai berikut; (1) Evaluasi dan monitor pengembangan desa mekanisasi, (2) optimalisasi kelembagaan penyuluhan pertanian, (3) peningkatan pembinaan GAPOKTAN dan POKTAN, (4) kelancaran distribusi pupuk, (5) pengembangan desa organik, (6) pengembangan kiri-kanan jalan poros untuk tanaman pertanian (7) agribisnis perberasan, (8) perbaikan sistim pemasaran dan mutu pengolahan hasil pertanian.
- Kelembagaan pertanian meliputi lembaga penyuluh (BPP), kelembagaan petani (POKTAN, GAPOKTAN dll), lembaga perbenihan (BBU), lembaga teknologi (ALSINTAN), dan kelembagaan-kelembagaan lainnya dipandang penting untuk segera ditingkatkan peran, fungsi dan statusnya dalam rangka peningkatan kinerja aparatur pemerintah, (Aparatur Dinas Pertanian TPH, PPL Pertanian, Mantri Tani dan Koordinator BPP dan BBU), dan pengamat OPT dan pelaku usahatani (petani, swasta dan masyarakat).
- Peningkatan kapabilitas dan kinerja aparatur perlu ditunjang pendanaan operasional dan pembinaan penyuluh, dan untuk perencanaan mendatang yang perlu dilakukan adalah peningkatan kualitas aparatur (sdm penyuluh) melalui pendidikan dan pelatihan. Sumber pendanaan pembinaan dan pemberdayaan aparatur (PPL) diharapkan dari dana APBN Pusat dan APBD Kabupaten Kapuas.
- Kebijakan pembangunan pertanian merupakan komitmen pemegang kebijakan yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis yang konsistensinya sangat tergantung dukungan sumberdaya manusia, lahan dan air, teknologi yang digunakan serta pendanaan. Kebijakan pembangunan pertanian memiliki peranan penting dan penentu keberhasilan dan capaian sasaran program pertanian. Untuk melaksanakan kebijakan pembangunan pertanian ke depan, harus memiliki dimensi luas, yaitu: (1) kebijakan pembangunan yang harus berkelanjutan, (2) berbasis pada kebutuhan masyarakat, (3) berorientasi pada peningkatan produksi, pasar dan nilai tambah/pendapatan petani, (4) dapat dikembangkan dengan potensi dan sumberdaya yang ada, (5) mendukung RPJM Kabupaten Kapuas 2008-2013, (6) konsisten terhadap RENSTRA Dinas Pertanian TPH Kabupaten Kapuas 2009-2013.
- Pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan dalam upaya menyelamatkan kehilangan produksi tanaman pertanian. Langkah konkrit yang segera dilakukan adalah mengidentifikasi daerah-daerah yang rawan serangan hama/penyakit, menyusun jadual tanaman secara tepat musim, dan menganjurkan benih/bibit unggul yang tahan terhadap serangan hama/penyakit. Penggunaan alat teknologi maju harus memenuhi standar efektifitas, keunggulan dan ramah lingkungan.
- Kebijakan agribisnis perberasan dikembangkan dengan konsep teknologi maju, dan keunggulan produk mulai penggunaan sarana prasarana, alat dan mesin pengolahan, kemasan dan labeling, didukung adanya terobosan mencari peluang pemasaran produk dan diversifikasi produk.
- Pengembangan lahan pertanian melalui pola intensifikasi dan ekstensifikasi hendaknya memperhatikan pada daya dukung dan potensi sumberdaya petani, lahan dan air maupun teknologi yang digunakan. Produktivitas lahan eksis dan potensial agar ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian padi, palawija dan hortikultura maupun tingkat pendapatan petani. Terhadap lahan marginal, lahan terlantar/tidur yang berada pada kiri-kanan jalan transmigrasi, jalan kabupaten dan atau provinsi segera dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman pertanian. Pemanfaatan lahan pertanian maupun peningkatan produktivitas lahan untuk mengatasi alih fungsi lahan oleh antar sektor yang berpeluang mengancam susut/berkurangnya lahan pertanian saat ini maupun ke depan. Program ini diharapkan berkelanjutan dan terpadu penanganannya.
- Program peningkatan produksi pertanian tanaman pangan dalam rangka pencapaian sasaran produksi padi 350.000 ton (2010) s.d 500.000 ton (2013), agar penggunaan agroinput maupun aplikasi teknologi harus tepat sasaran, dosis, tempat dan waktu, yang pelaksanaannya hendaknya melibatkan peran petani, penyuluh, mantri tani, koordinator BPP, dan semua pelaku usaha pertanian sehingga program tersebut betul-betul dilaksanakan secara terkoordinasi.
- Program pengembangan tanaman hortikultura di dalam pelaksanaannya hendaknya dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan, dengan memperhatikan daya dukung potensi lahan, sumberdaya petani dan arahan kebijakan pembangunan pertanian berbasis pada pemanfaatan lahan-lahan tidur/terlantar terutama sisi kiri-kanan jalan poros/lintas maupun lahan-lahan eksis. Pemilihan komoditas unggulan hortikultura agar berorientasi pada peluang (segmentasi) pasar, konsumen dan permintaan (buyer).
- Pengolahan produk pertanian terbatas hanya pada produk primer belum banyak dan mampu diolah menjadi produk sekunder (diversifikasi produk) yang berbasis unggulan pasar/daerah, dan peningkatan nilai tambah. Terbatasnya modal petani mengembangkan agroindustri rumah tangga (home industry) menyebabkan belum berhasilnya petani dan keluarganya memanfaatkan produk dan limbah pertanian sebagai bahan baku (raw material) sehingga diperlukan peran POKTAN, GAPOKTAN bermitra dengan Pengusaha Kecil/Menengah dalam menumbuhkembangkan home industry tersebut. Untuk itu peran penyuluh sangat menentukan tumbuh-kembangnya usaha tersebut melalui peningkatan ketrampilan pengolahan produk dan mencari peluang pasar sehingga terjadi peningkatan pendapatan petani, nilai tambah dan tersedianya bahan baku pabrik/industry.
- Penyuluh pertanian sebagai mitra petani perlu ditingkatkan terhadap pendidikan, pengetahuan, ketrampilan dan potensi diri (capacity building) demikian pula terhadap, kinerja, tugas dan fungsinya dalam mengelola pembangunan pertanian, sehingga terhadap tujuan dan sasaran pembangunan pertanian dapat tercapai, berdaya saing, berkelanjutan dan sinergis. Pembinaan dan penempatan penyuluh pertanian hendaknya memperhatikan kebutuhan nyata di lapangan yang disesuaikan dengan kemampuan potensi diri, tingkat social-ekonomi, dukungan keluarga dan masyarakat, sehingga pelaksanaan tugas rutin maupun tugas lainnya dapat berjalan lancar.
- Lahan-lahan potensial di wilayah kerja masing-masing penyuluh, BPP, dan Mantri Tani perlu diinventarisasi, identifikasi dan analisa kelayakan mengenai ketersediaan luas lahan yang layak, sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian.
- Usulan perencanaan pembangunan pertanian harus menyertakan hasil analisa kebutuhan riil agroinput yang diharapkan sesuai data luasan lahan, jumlah petani, kesesuaian lahan, teknologi dan sumberdaya yang ada diwilayah binaan penyuluh, koordinator BPP, koordinator BBU dan Mantri Tani. Data tersebut merupakan hasil musyawarah, kajian riset dan ataupun literatur dan referensi ilmiah tentang standar kebutuhan pertanian, dan atau standar operating procedure (SOP).
- Asset berupa data, barang/bahan dan sarana prasarana maupun bangunan gedung/balai pengadaan dari pemerintah dan atau donator yang ada di wilayah BPP, Penyuluh, Mantri Tani akan menjadi tanggungjawab masing-masing pengguna, pemakai, maupun peminjam terhadap pemeliharaan, perawatan, dan kehilangan. Aset tersebut akan dilaporkan secara rutin.
- Data statistik pertanian dan data lain yang relevan dan dibutuhkan akan dilaporkan secara rutin ke Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura berdasarkan kondisi/fakta actual maupun realisasi riil tanpa direkayasa maupun dimanipulasi dan disampaikan sebagai bahan perencanaan pembangunan dan pedoman, referensi data. Metode pencarian data dan informasi pertanian akan menggunakan model PRA/RRA.
- Sasaran peningkatan produksi padi tahun 2009-2013 sebesar 300.000 ton s.d 500.000 ton, akan ditempuh melalui upaya: (1) penyediaan agroinput dan agrchemical seperti benih, pupuk, dan alsin secara cukup/tepat (jumlah, kualitas, sasaran, tempat, waktu), (2) menerapkan adopsi teknologi pertanian pola SL-PTT dan pola SRI, (3) meningkatkan luas areal lahan melalui optimasi lahan, pengelolaan lahan dan air, (4) meningkatkan pengamanan produksi melalui proteksi tanaman dan pengendalian OPT serta penggantian varietas,
- Penanganan tugas pelaksanaan dan pengawasan SL-PTT dilakukan di semua wilayah binaan pertanian oleh semua petugas lapang dengan berpedoman pada teknis (juknis) dan petunjuk pelaksanaan yang ada, serta melakukan koordinasi dengan pihak terkait sebagai penanggungjawab tugas.
- Untuk pengenalan dan penerapan SL-PTT oleh petani maka perlu dilakukan sosialisasi program, uji coba percontohan untuk mengetahui tingkat produksi, dan kecocokan lahan serta tingkat resistensi terhadap serangan hama dan penyakit. Penggunaan benih padi unggul maupun hibrida harus bermutu dan berlabel dibuktikan dengan tingkat produktivitas tinggi melalui hasil uji coba di lapangan yang dilakukan oleh petani dan atau POKTAN/GAPOKTAN berkerjasama dengan pihak pengembang benih/bibit. Penggunaan dan rekomendasi pupuk harus sesuai rekomendasi dan analisa tanah.
- Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) agar diusulkan perpanjangan kontrak kerja ke Departemen Pertanian berdasarkan rekomendasi Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas. Untuk mendukung program peningkatan produksi padi 500.000 ton tahun 2013, maka peran THL-TBPP masih sangat diperlukan, untuk itu perlu dipertimbangkan keberlanjutannya oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas melalui dana APBN maupun APBD Kabupaten Kapuas.
Demikian hasil rumusan kesepakatan ini, disusun dan dibuat sebagai bahan perencanaan, evaluasi kinerja dan upaya tindak lanjut (action plan) pembangunan pertanian di Kabupaten Kapuas.
Kuala Kapuas, 04 Maret 2010.
TIM PERUMUS :
1. Diansyah, SP, MT Kasubbag Perencanaan Distan Kapuas
2. Kukuh Basuki, SP KJF Distan Kapuas
3. Y a y a, SP Kasi Tanaman Hias dan Obat-obatan
4. Dwi Priyatni, SP, MP Kasi Agribisnis dan Pemasaran
5. Edi, SP Pengembangan Produksi Tanaman Pangan
6. Jarwadi, SP Kasi Perbenihan Tanaman Pangan